Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan dari Kantin Balaikota Depok

Kompas.com - 18/11/2013, 07:50 WIB
DEPOK, KOMPAS.com - Setiap pemerintah daerah memiliki corak kebijakan sendiri. Begitupun dengan Kota Depok yang mencanangkan gerakan One Day No Rice sejak September 2011. Wali Kota Nur Mahmudi Isma’il mengajak warganya mulai membiasakan mengonsumsi makanan selain nasi. Mana bisa?

Karena tidak ada landasan hukum yang bersifat mengikat, Nur Mahmudi membuka panggung percontohan di Balaikota Kota Depok. Semua penjual makanan di Balaikota dilarang menjual makanan berbasis bahan baku beras setiap Selasa. Pedagang mengganti nasi dengan kentang, singkong, dan umbi-umbian yang diolah.

Ketika program One Day No Rice (ODNR) dilontarkan, yang dituai hanya cibiran dari berbagai kalangan. Mereka menilai gerakan itu ibarat menegakkan benang basa. Saat itu, pemilik warung makan, warga biasa, dan akademisi mengaku belum membutuhkan program tersebut.

Mereka menilai, masih banyak urusan lain yang lebih perlu diselesaikan di Depok ketimbang sibuk mengurusi program ODNR.

Pengajar kebijakan publik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, berpandangan, gerakan itu harus dikaji lebih dalam karena tidak bisa berjalan secara masif. ”Melarang penjual di lingkungan kantor pemerintah sangat kecil dampaknya.
Kebijakan ini terkesan memaksakan,” ujar Andrinof saat program pertama kali dicanangkan.

Mengkhawatirkan

Menanggapi cibiran itu, Nur Mahmudi berpendapat, ada program pokok dan program pilihan. Dia sadar banyak hal yang harus dikerjakan untuk melayani warganya.

”Program wajib tetap kami kejar, sementara gerakan ini masuk salah satu dari 26 program unggulan Depok,” kata Nur.

Gerakan diversifikasi harus dimulai di tengah cibiran banyak orang. Jika tidak, dampaknya bisa mengkhawatirkan jika melihat data konsumsi pangan nasional. Persoalan pangan bisa berpotensi memiskinkan rakyat karena dari data terlihat jelas bahwa makanan yang paling banyak dikonsumsi rakyat saat ini tidak ekonomis, tidak sehat, dan harus di impor.

Dahulu orang Indonesia mengenal banyak ragam makanan selain nasi, seperti olahan ubi kayu, jagung, dan sagu. Dari tahun 1954 hingga 2010-an, ketergantungan makanan
dari beras dan terigu semakin besar.

Orang semakin tidak mengenal jenis bahan makanan selain dari beras dan terigu. Konsumsi beras secara nasional mencapai 63 persen dari seluruh bahan makanan yang dikonsumsi tahun 2012. Pemerintah harus mengimpor beras dari negara lain.

”Perlu perubahan mind set (cara pandang) dan intervensi pemerintah. Saya baru ingin mengubah mind set lebih dahulu dengan cara melakukan pendekatan ke seluruh elemen masyarakat,” kata Nur.

Upaya yang dilakukan adalah memperluas gerakan ODNR dari kantor Balaikota Depok ke kantor kelurahan dan kecamatan. Setiap Selasa, pejabat lurah dan camat membiasakan makanan non-nasi. Berikutnya gerakan kampanye ODNR diperluas ke seluruh di Depok.

”Harapan saya, orangtua juga mulai mengenalkan makanan non-nasi kepada anaknya sebagai makanan sehat,” katanya.

Nur Mahmudi bersama tokoh masyarakat lain membentuk organisasi Indonesia Sehat Sejahtera (ISS) sebagai wadah pendekatan. Tujuannya menghindari sekat formalitas serta mendekatkan jarak antara birokrat dan rakyat dalam kampanye diversifikasi pangan.

ISS kemudian memediasi kerja sama bisnis antara produsen bahan makanan non-nasi dan konsumen di Depok. ISS mendatangkan mi mokaf (gaplek) dari Gunung Kidul serta beras jagung dari Temanggung dan Magelang. Bahan makanan ini untuk memenuhi kebutuhan pengusaha rumah makan dan kalangan usaha.

”Tidak ada dana APBD yang kami pakai, ini murni gerakan bersama. Bahan makanan yang kami datangkan juga bukan untuk bisnis, melainkan untuk memediasi produsen dan konsumen,” kata Nur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com