Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Untung Ada Kampung Deret

Kompas.com - 18/11/2013, 17:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penataan permukiman penduduk di RW 05 Petogogan, Jakarta Selatan, menjadi kampung deret membawa dampak positif bagi normalisasi Kali Nipah. Saluran penghubung yang berjarak 10 meter dari kawasan permukiman itu akan ditata sehingga normalisasi bisa sekaligus dilakukan.

Ketika blusukan ke saluran penghubung tersebut, Senin (18/11/2013) siang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, ada 884 saluran penghubung di Jakarta yang harus segera dinormalisasi, salah satunya Kali Nipah. Namun, normalisasi ratusan saluran penghubung itu terkendala oleh keberadaan permukiman penduduk di tepi atau bahkan di atas saluran tersebut.

"Tapi Kali Nipah ini kebetulan ada pembongkaran kampung deret sehingga alat berat bisa masuk. Untung ada kampung deret," ujar Jokowi di sela-sela kunjungannya ke Kali Nipah.

Jokowi mengatakan, yang paling mendesak untuk dilakukan dalam perbaikan itu saat ini adalah mengeruk saluran. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kesulitan merelokasi warga di sekitar saluran itu. Hal itu disebabkan belum tersedianya rumah susun bagi warga. Oleh karena itu, Jokowi mengharapkan agar Pemprov DKI bekerja beriringan, yakni dengan tetap menormalisasi saluran penghubung secara manual serta membebaskan lahan untuk pembangunan rumah susun sewa atau rusunawa.

"Coba bayangkan kalau setahun ada 200 blok (rusun), kita kan mudah mindahin mereka. Normalisasi, langsung pindahin," kata Jokowi.

Kali Nipah berada di Jalan Pulo Raya, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sungai tersebut merupakan penghubung antara saluran air permukiman dan Sungai Pesanggrahan. Saat ini lebar Kali Nipah hanya sekitar 3 meter dan tampak tidak terurus. Selain banyak sampah, lumpur di kali itu mencapai 30 sentimeter.

"Tadi saya tanya warga, katanya 33 tahun ndak pernah dikeruk. (Kedalaman) airnya tinggal 10 sentimeter, sisanya lumpur," kata Jokowi.

Karena kondisi tersebut, banjir kerap melanda permukiman yang berjarak sekitar 10 meter dari saluran penghubung itu. Menurut Jokowi, kedalaman ideal untuk saluran tersebut adalah 1-3 meter. Ia memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum untuk mulai menormalisasi saluran penghubung tersebut, mengingat Jakarta telah memasuki musim penghujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com