Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terusir dari Ria Rio, Warti Nyaris Tinggal di Truk Sampah

Kompas.com - 01/12/2013, 19:03 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warti (60) sedikit bernapas lega. Walaupun rumahnya di bantaran Waduk Ria Rio tergusur, ia masih memiliki teman yang mau menampungnya di saat ia tidak memiliki rumah.

Warti yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang sapu jalanan di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, mengaku tidak mengetahui jika rumahnya di bantaran Waduk Ria Rio dibongkar oleh satpol PP, Sabtu (30/11/2013) kemarin.

Warti mengaku salah menangkap apa yang disampaikan ketua RT kepada dirinya pada Kamis (29/11/2013) lalu. Saat itu, Pak RT menyampaikan agar dirinya bertahan di Waduk Ria Rio karena akan segera ditertibkan.

"Saya kira mah disuruh bertahan karena masih lama dibongkarnya, eh ternyata maksudnya bertahan karena mau dibongkar," ujar Warti kepada Kompas.com, Minggu (1/12/2013).

Saat pembongkaran, ia baru saja pulang bekerja. Dalam kondisi lelah, ia harus membereskan perabotan serta pakaian miliknya karena di depan rumah sudah ada ratusan Satpol PP yang menjaga untuk membongkar rumahnya yang berada di atas lahan sengketa.

Awalnya, perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah, tersebut mengaku bingung akan pindah ke mana, karena belum mendapatkan unit rusun di Pinus Elok. Dia sempat berniat tinggal di truk sampah kantornya. Namun, karena bau sampah yang sangat menyengat, ia menghubungi temannya yang juga tinggal tidak jauh dari rumahnya.

Setelah mendengar ceritanya, ia bersama anak dan cucunya segera berkemas untuk tinggal di rumah temannya tersebut. Warti sangat berharap mendapatkan satu unit rusun di Pinus Elok, karena selain dirinya memiliki KK Jakarta juga karena dirinya bekerja di Dinas Kebersihan sebagai tukang sapu jalanan.

"Saya nanti hari Selasa mau ke kecamatan minta unit rusun. Kelewatan saja kalau saya enggak dikasih, saya kan petugas DKI juga," ucap Warti.

Penertiban 285 Kepala Keluarga di bantaran Waduk Ria Rio pada Sabtu (30/11/2013) kemarin. Saat ini, Minggu (1/12/2013), masih ada sekitar 30 Kepala Keluarga yang berada di tempat pengungsian karena belum mendapatkan unit rusun di Pinus Elok ataupun tempat tinggal lainnya.

Mereka mengaku tidak mendapatkan surat peringatan sehingga diberi kesempatan untuk dapat mendaftar kembali pada Selasa (3/12/2013) lusa untuk mendapatkan unit rusun di Pinus Elok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com