Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

125 Bangunan Liar Dibongkar di Kramat Senen

Kompas.com - 09/12/2013, 15:23 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Ratusan bangunan liar di sepanjang Jalan Tongkang, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta, Senin (9/12/2013), dibongkar aparat gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), polisi, dan TNI.

Sebanyak 125 bangunan liar tersebut telah menyalahi Perda Nomor 08 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum sejak tahun 1990.

Menurut Camat Senen Lola Lovita, pembongkaran bangunan tersebut dilakukan untuk mengembalikan fungsi jalan sebagaimana mestinya. "Ini kan dulunya jalan, mikrolet bisa lewat, sekarang jalan sempit, mana bisa lewat. Makanya kita kembalikan jalan sesuai fungsinya," ujar Lola saat ditemui wartawan, di Jalan Tongkang, Kramat, Senen, Jakarta, Senin (9/12/2013).

Tidak hanya itu, bangunan yang berdiri di atas saluran air pun juga dibongkar, baik oleh warga sendiri maupun aparat Satpol PP.

Kata Lola, bangunan tersebut sudah menutupi saluran air. "Kalau hujan kan pasti ada genangan, kan gotnya meluap, makanya kita kembalikan fungsinya saluran air, agar bebas banjir," kata Lola.

Sebelum pembongkaran, kata Lola, pihaknya sudah memberikan imbauan di enam RT yakni di RW 10 sejak dua bulan lalu. Lima RT di antaranya RT 2, 8,10, 13, 15,dan 16. "Kami sudah kasih peringatan kepada pihak warga, dan mereka setuju karena memang sudah menyalahi aturan. Mereka juga sadar, sudah membongkar sendiri bangunannya sebelum pembongkaran dan tetap dibantu Satpol PP," ucap Lola.

Pembongkaran bangunan tersebut, lanjut Lola, akan diselesaikan dalam waktu dua hari. Pembongkaran bangunan yang dihuni 300 jiwa juga dibantu 350 personel, baik Satpol PP, pemadam kebakaran, Dinas Kebersihan, Polri, dan TNI.

Ia menambahkan, pihaknya nantinya akan terus mengawasi bangunan yang berlokasi tepat di depan rel kereta api Senen.

Menurutnya, jika tidak ada pengawasan, ditakutkan warga akan membangun kembali di Jalan Tongkang. "Tetap ada pengawasan, pasti kita terus kontrol, kita titip RT RW setempat jangan sampai ada pembangunan lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com