"Saat ini masih 71,17 persen. Lengkapnya, akhir tahun baru kita bisa lihat," ujar Jokowi di Balaikota, Senin (23/12/2013) kemarin.
Kendati lolos dari target, Jokowi mengaku tidak terlalu kecewa. Sebab, perkiraan penyerapan anggaran tidak jauh dari target. Hingga tutup anggaran pada 30 Desember 2013 mendatang, dia menargetkan penyerapan anggaran 90 hingga 95 persen. Proyek yang tak selesai pun akan dianggarkan lagi tahun depan.
Jokowi mengaku belum mendapatkan laporan menyeluruh soal penyebab penyerapan anggaran yang tidak sesuai target dari para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dia berharap para kepala SKPD dapat memberikan laporan segera mungkin.
"Harus ada alasan yang sangat kuat kenapa penyerapan rendah. Kalau alasannya misalnya ada kendala lapangan, seperti sengketa lahan, masih bisa diterima. Tapi kalau belum karena pekerjaannya yang enggak beres, berarti itu ada masalah di sananya," ujarnya.
Jika menemukan adanya kepala SKPD yang tidak cakap bekerja, Jokowi tak ragu mengevaluasinya atau menggantinya.
Penyebab serapan rendah
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah DKI Jakarta Endang Wijayanti memprediksi APBD2013 menyisakan anggaran hingga 15 persen atau sekitar Rp 7 triliun. Sejauh ini, lanjut Endang, dia belum menemukan adanya penyerapan rendah lantaran SKPD tak bekerja dengan baik. Rata-rata, hal itu akibat kendala teknis.
"Yang paling besar menyumbang serapan rendah itu persoalan tanah. Pembebasan lahan untuk kepentingan publik terhambat karena di pertengahan proses ada sanggahan, ada sengketa dan lain-lain sehingga anggaran tidak jadi terserap ke sana," ujarnya.
Penyebab kedua, yakni penawaran dari pihak ketiga yang rendah daripada yang dianggarkan. Hal tersebut, lanjut Endang, membuat jumlah sisa lebih penggunaan anggaran jadi cukup membengkak.
Kendati demikian, Endang menegaskan pembangunan di Jakarta belum selesai begitu saja. Hingga tutup anggaran, jajaran SKPD telah berkomitmen untuk melaksanakan proyek pembangunan di seluruh sektor, seperti normalisasi sungai, waduk serta saluran penghubung, penataan trotoar, pembangunan rusun dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.