Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Berencana Suntik Bank DKI Rp 1 Triliun Lagi

Kompas.com - 16/02/2014, 13:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Pemprov DKI Jakarta akan menambah modal Bank DKI tahun ini sebesar Rp 1 triliun. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan suntikan dana itu dapat bertambah terus.

"Iya, tahun kemarin kan sudah kami suntik (dana penyertaan modal pemerintah) Rp 800 miliar, tahun ini kita tambah lagi Rp 1 triliun. Nanti kalau perlu kami tambah Rp 1 triliun lagi," kata Joko Widodo atau Jokowi di Jeruk Purut, Jakarta, Minggu (16/2/2014).

Jokowi mengatakan, penambahan modal itu sebagai upaya mendorong Bank DKI menjadi bank papan atas. Sebagai tuan rumah di ibu kota, Bank DKI harus mampu bersaing. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menargetkan Bank DKI go public di tahun 2015 ini.

Menurut Jokowi, Bank DKI mampu mencatatkan kinerja mengesankan di tahun 2013. Apabila dana telah mencapai Rp 5 triliun, Jokowi meyakini Bank DKI dapat "melantai" di bursa efek. "Pasti sudah jadi bank papan atas itu," kata Jokowi.

Tahun 2013, laba Bank DKI tumbuh sebesar 78,37 persen, yakni dari Rp 450 miliar di tahun 2012 menjadi Rp 803 miliar di tahun 2013. Pertumbuhan total aset Bank DKI juga meningkat sebesar 16,82 persen dari Rp 26,62 triliun tahun 2012 menjadi Rp 31,09 triliun pada akhir tahun 2013.

Jokowi meminta Bank DKI terlibat dalam pengembangan semua prorgram Pemprov DKI,seperti misalnya Kartu Jakarta Pintar (KJP), program e-ticketing Transjakarta, penerimaan PBB, cash management system Pemprov DKI, dan monitoring rekening Pemprov DKI.

Bank DKI merupakan BUMD dengan pemasukkan terbesar. Pada 2012, pendapatan asli daerah (PAD) dari Bank DKI mencapai Rp 150 miliar dan ditargetkan pada 2013 mencapai Rp 180 miliar. Dengan APBD DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 72 triliun, dapat dipastikan laba Bank DKI juga meningkat. Karena hampir semua transaksi APBD dilakukan melalui Bank DKI.

Bank DKI juga terus berekspansi dengan membuka cabang-cabang di luar DKI, seperti Bandung, Yogyakarta, Makassar, dan Riau. Total jaringan kantor Bank DKI berjumlah 213 jaringan cabang yang terdiri dari 24 cabang konvensional, dua cabang syariah, 42 cabang pembantu konvensional, delapan cabang pembantu syariah, 99 kantor kas konvensional, tujuh kantor kas syariah, dan 31 payment point.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com