JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Teknis PT Jakarta Monorail Rosa Bovanantoo membantah kabar tentang penghentian pengerjaan proyek pembangunan monorel. Menurut Rosa, saat ini proyek itu masih dalam tahap persiapan sehingga belum terlihat ada pekerjaan fisik.
"Sudah berjalan proyeknya. Tidak harus selalu tempatkan alat berat di jalanan, kan," ujar Rosa ketika dihubungi wartawan, Senin (17/2/2014).
Ia menyebutkan, PT JM masih harus mengurus administrasi yang panjang meskipun proyek itu sudah groundbreaking pada pertengahan Oktober 2013. Salah satunya mengenai beberapa klausul memorandum of understanding proyek monorel antara PT JM dan Pemprov DKI yang akan mengalami perubahan.
Rosa mengatakan, pada Rabu lusa, PT JM akan melakukan pemagaran di sepanjang green line monorel (Kuningan-Senayan) dan blue line (Kampung Melayu-Tomang). Upaya itu dilakukan setelah izin keluar dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk membangun rute monorel yang melewati taman-taman. Ia mengklaim PT JM dan Pemprov DKI sudah melaksanakan survei lapangan. Selain itu, PT JM sedang melakukan persiapan pembangunan fondasi di titik-titik jalur tersebut.
"Hari ini, kita follow up berita acaranya. Jadi, semua hasilnya akan dibawa ke China untuk ditentukan desainnya," ujarnya.
Ia kembali menegaskan bahwa proyek monorel tidak berhenti di tengah jalan dan mangkrak. Semua pekerjaan itu membutuhkan proses dan waktu lama untuk menyelesaikannya. Namun, apabila nantinya Pemprov DKI, khususnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengisyaratkan untuk mencabut izin proyek monorel, PT JM akan menerimanya.
Pengerjaan proyek monorel di depan Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta Selatan, tampak terhenti dan tidak ada aktivitas sama sekali. Tidak ada pekerja yang mengerjakan proyek itu. Hanya terdapat beberapa seng yang menutupi pengerjaan proyek tersebut dan tidak ada alat berat sama sekali.
Pemprov DKI Jakarta telah melakukan groundbreaking monorel pada 16 Oktober 2013. Untuk membangun proyek monorel Jakarta, PT JM menggandeng kontraktor dari China, yakni China Communications Construction Company Ltd (CCCC). Selain itu, mereka juga sekaligus akan membangun pabrik perakitan dan stasiun monorel. Perlu waktu sekitar tiga tahun untuk merampungkan pembangunan jalur hijau. Konstruksi jalur itu menelan biaya senilai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15-16 triliun. PT JM akan menggunakan konsep yang telah dikaji sejak lima tahun lalu. Rute yang diajukan pada jalur hijau dengan rute Semanggi-Casablanca-Kuningan-Sudirman-Karet-Semanggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.