Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Bupati Bogor Bujuk Warga soal Ganti Rugi Tanah

Kompas.com - 21/02/2014, 17:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai, tidak masuk akal bila warga Kecamatan Ciawi dan Megamendung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meminta ganti rugi tanah sebesar Rp 15 juta meter persegi. Ia akan bekerja sama dengan Bupati Bogor Rahmat Yasin untuk menyelesaikan masalah harga tanah untuk pembangunan dua waduk tersebut.

Desa Cipayung Datar dan Gadog, Kecamatan Ciawi, serta Desa Sukamahi dan Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor

Jokowi mengatakan, tuntutan harga sebesar itu jauh melampaui nilai jual objek pajak (NJOP) di kawasan tersebut. Menurut Jokowi, NJOP atas tanah di Ciawi berada pada kisaran Rp 300.000 per meter persegi.

"Kita itu kan pegang NJOP-nya, saya ndak usah bilang berapa. Artinya, kalau naik 10-20 persen dari NJOP, masih bisa lah. Kalau harga Rp 300.000, tiba-tiba jadi Rp 15 juta, itu gimana? Mau bayar pakai apa," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (21/2/2014).

Meski mendapat penawaran harga tanah yang terlampau mahal, Jokowi menegaskan tidak akan membatalkan atau memindahkan lokasi pembagunan waduk. Menurutnya, kawasan tersebut merupakan lokasi paling ideal untuk dibangun waduk. Oleh karena itu, ia berencana menemui Bupati Bogor untuk meminta bantuan menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Karena bukan wilayah saya, nanti Pak Bupati Bogor yang membantu melakukan pendekatan ke warganya," ujarnya.

Waduk Ciawi dan Sukamahi akan dibangun pada tahun 2015 dengan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun dari APBN pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara itu, Pemprov DKI akan melakukan pembebasan lahan mulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun. Rencana pembuatan kedua waduk itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian PU, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, dan pejabat pemerintahan kedua provinsi di Posko Pantauan Ciliwung-Katulampa pada Senin (20/1/2014).

Jokowi yakin keberadaan kedua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta. Dengan waduk itu, aliran air dapat dibelokkan ke waduk dan dapat menjadi potensi sumber air baku di wilayah itu. Pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi diprediksi rampung pada 2018.

Selain pembangunan waduk, pertemuan di Katulampa itu juga menyetujui pembuatan sodetan Sungai Ciliwung dan Cisadane. Namun, rencana ini menemui kendala sebab Pemerintah Provinsi Banten menolaknya. Pembuatan sodetan itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat sebelum Sungai Cisadane dinormalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com