JAKARTA, KOMPAS.com — Corporate Secretary PT Aetra Priyatno Bambang Hernowo membantah tudingan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut pasokan air bersih di Ibu Kota berkurang 40 persen selama banjir pada Januari 2014.
"Kalau Aetra, (peristiwa) banjir kemarin tidak memengaruhi produksi kita," kata Priyatno saat dihubungi wartawan, Kamis (27/2/2014).
Belakangan, Priyatno mengakui bahwa selama banjir, pasokan air bersih berkurang. Namun, jumlahnya tidak seperti yang disebutkan Basuki. "Kekurangan airnya tidak sampai 5 persen. Jadi tidak terlalu berpengaruh, buktinya kita masih bisa suplai," kata Priyatno.
Sebelumnya, Basuki menyebut pelayanan Palyja serta Aetra tidak memuaskan. Selama banjir, warga kekurangan pasokan air bersih hingga 40 persen. Kekurangan pasokan air bersih oleh Aetra itu disebabkan Bendung Bekasi yang terkena dampak banjir. Air baku terpaksa dibuang ke laut yang menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih ke Jakarta.
Priyatno mengatakan, pihaknya telah mampu menyediakan sekitar 560 meter kubik air dalam periode 12 Januari hingga 13 Febuari 2014 kepada warga korban banjir. Menurutnya, ada 10 posko yang menerima pasokan air baku di Jakarta dengan rincian 8 posko di Jakarta Timur dan 2 posko di Jakarta Utara.
PT Aetra Air Jakarta merupakan nama baru PT Thames PAM Jaya (TPJ) yang mengelola, mengoperasikan, memelihara sistem penyediaan air bersih, dan melakukan investasi di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat, dan seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerja sama dengan PAM JAYA selama 25 tahun, mulai pada tahun 1998 sampai 2023.
Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 95 persen dan PT Alberta Utilities sebesar 5 persen.
Seperti diberitakan, Basuki mengaku tidak puas terhadap pelayanan dua operator air bersih yang menjadi partner PDAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. Dia melihat selama banjir pelayanan air bersih terhadap warga Jakarta berkurang 40 persen.
"Makanya kita ambil alih Palyja dan Aetra saja. Kita enggak bisa lagi mengandalkan mereka," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.