Salah satunya, kata Cornellius, adalah tentang pemukulan terhadap anak-anak yang tinggal di dalam panti asuhan tersebut.
"Ya, mereka mendidik seperti orangtua pada umumnyalah. Kalau ada nakal sedikit dimarahi, dibentak, ada dipukul juga. Itu hal biasa," ujar Cornellius, yang mendampingi Samuel dan Yuni dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Senin (3/3/2014) sore.
Menurut Cornellius, pukul-pukul yang dimaksud adalah semacam bentuk hukuman bagi anak yang nakal. "Ini dalam rangka edukasi," jelasnya.
Dia menilai pola didik seperti itu yang wajar dan baik agar anak-anak bisa tumbuh sebagai pribadi yang baik dan disiplin.
Pemilik Panti Asuhan Samuel, pasangan suami istri Samuel Watulinggas dan Yuni Winata, diperiksa oleh penyidik di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sejak pukul 10.10 WIB sampai sekarang.
Berdasarkan informasi terakhir yang dihimpun Kompas.com, Samuel dan istrinya masih akan menjawab 20 dari sekitar 60 pertanyaan yang dilontarkan penyidik.
Sebelumnya diberitakan, dugaan penganiayaan di panti asuhan tersebut terungkap setelah tujuh penghuni panti asuhan Samuel kabur. Mereka mengaku mengalami penyiksaan oleh pasangan suami istri pemilik panti asuhan.
Salah satu penghuni yang kabur, H (20), mengaku dia sempat diseret, dipukul dengan sepatu, dan digigit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.