Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT JM Dinilai Berbohong Tak Tahu "Fee" Iklan di Tiang Monorel

Kompas.com - 05/03/2014, 11:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menilai PT Jakarta Monorail (JM) berbohong apabila tidak mengetahui ke mana feeiklan yang terpasang di tiang monorel.

"Itu bohong. Sekarang tanya ke mana uangnya itu? Dia kan diminta untuk membangun monorel, masa sekarang mengambil uang iklan," ujar Prasetyo di Jakarta, Rabu (5/3/2014).

Prasetyo menduga, pihak JM sengaja menarik uang dari pembayaran iklan untuk membayar tiang-tiang monorel yang masih dimiliki oleh PT Adhi Karya. Total pembayaran 90 tiang tersebut mencapai Rp 193 miliar, yang nominalnya dibantah oleh PT JM.

"Mungkin juga karena uang iklan itu mengumpulkan dana untuk membayar Adhi Karya dari uang iklan. Kalau dilihat dari utang itu kan banyak banget. Itu apa sanggup dibayar dengan uang iklan itu? Kan tidak," ujar Prasetyo.

Prasetyo menambahkan, sebaiknya PT JM fokus dalam pembangunan monorel. Sebab, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah memercayai pembangunan ini kepada PT JM.

Sebelumnya, Direktur PT JM Sukmawati Syukur mengakui bahwa pihaknya yang memberikan izin pemasangan iklan kepada Pariwara Billboard. Mereka meyakini tiang-tiang monorel tersebut menjadi tanggung jawabnya selaku pelaksana proyek meski masih dimiliki oleh PT Adhi Karya.

"Saat itu, tiang pancang masih menjadi milik kami selaku pelaksana proyek dan sudah mendapatkan izin dari Pemprov DKI. Kalau izin dari Adhi Karya, saya enggak tahu mereka urus atau enggak," kata Sukmawati, Senin (3/3/2014).

Sukmawati juga mengatakan bahwa direksi PT JM di bawah Ortus Infrastructur Company selaku investor tidak mengetahui persoalan tiang monorel yang dipasangi iklan tersebut. Sebab, pemasangan iklan di tiang monorel terjadi sejak 2011.

"Jadi, Ortus selaku investor sekarang tidak mengetahui masalah ini. Saya juga bingung kenapa kita ini sering disudutkan," kata Sukmawati.

Pada waktu yang berbeda, Presiden Direktur PT JM John Aryananda mengungkapkan pernyataan yang berbeda bahwa pihaknya tidak pernah mengelola iklan di tiang-tiang monorel yang mangkrak tersebut. "Oh, pasti tidak. Bukan kami yang mengelola iklan itu," ucap John.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com