Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tuhan Saja Pemaaf, Ahok Juga Pasti Pemaaf"

Kompas.com - 11/03/2014, 13:47 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meski unitnya di Rusun Marunda sudah disegel, EV (58) enggan pindah. Dia yakin Wakil Gubernur DKI Jakarta akan memberi pemakluman kepada dirinya agar tetap bisa tinggal di rusun tersebut.

“Ya, memang kita pernah salah, mohon dimaafkan. Tuhan saja maha pemaaf, pasti Pak Ahok juga bisa memaafkan. Apalagi, saat ini saya cuma tinggal sama suami saya yang stroke ini,” kata EV saat ditemui Kompas.com di Blok Hiu, Rusun Marunda, Jakarta Utara, Rabu (11/3/2014).

EV yang menghuni rusun di Blok Hiu lantai 1.04 mengatakan bahwa penyegelan rumahnya tidak masuk akal. Apalagi, dia sudah mempercantik unit rusun miliknya dengan keramik berwarna coklat dan dinding bercat hijau.

“Coba lihat deh, sudah dibagus-bagusin sendiri. Lagi pula kan kita pelihara ya, bukan kita rusak. Terus masa sudah kita perbaiki, kita disuruh pergi, nanti dikasih ke orang lain, kita bisa dapat unit rusun ini kan juga penuh perjuangan,” tutur EV.

EV mengakui bahwa unit rusun yang ditempatinya bukan atas namanya. Sejak 2007, dia bisa menghuni unit tersebut karena pemilik yang ada namanya di sertifikat, yakni saudaranya, pindah ke Kalimantan.

Ia juga mengakui sempat menyewakan unit rusun tersebut kepada teman-teman anaknya yang bersekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

“Anak saya kan memang sekolah di STIP, sering temannya main ke sini kalau ujian. Ya kalau disewaiin mah kita juga tidak menutup mata, namanya kan juga butuh uang, yang penting bayar di bawahnya (pengelola) enggak nunggak,” ucapnya.

Saat ini, EV berharap agar unit rusun tersebut tetap menjadi miliknya. Jika dia diusir, EV mengaku tidak tahu lagi akan tinggal di mana.

Ia menambahkan, saat ini masih banyak penyewaan unit rusun di blok lainnya yang masih belum terjaring oleh Pemprov DKI.

“Masih banyak kalau mau tahu di blok lainnya. Kalau saya sekarang sudah ditinggali sendiri, rencana juga mau balik nama penghuni biar unit rusun atas nama saya, semoga saja bisa,” ujarnya.

Pantauan Kompas.com di Blok Hiu lantai 1, terdapat lima unit rusun yang sudah disegel. Tiga di antaranya sudah dikosongkan, sedangkan dua unit rusun masih ditempati oleh penghuninya. Di Cluster B blok 1 lantai 4, ada tujuh unit yang sudah disegel dan sudah tidak ditempati oleh pemiliknya.

Sebelumnya, Dinas Perumahan DKI Jakarta berencana menyegel 132 unit rumah susun yang dihuni oleh warga ilegal pada pekan ini. Penyegelan akan dilakukan di empat lokasi, yakni Rusunawa Marunda, Pinus Elok, Rawa Sari, dan Cakung Barat.

Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Yonathan Pasodung meminta para penghuni ilegal itu untuk segera meninggalkan lokasi paling lambat, Minggu (16/3/2014). Jika tidak, petugas akan meminta penghuni untuk meninggalkan rusun secara paksa. Pengosongan rusun merupakan bagian dari upaya merelokasi warga bantaran kali.

Yonathan menjelaskan, Dinas Perumahan DKI sudah menyiapkan 200 unit Rusun Komaruddin untuk warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Untuk itu, kata dia, Dinas Perumahan DKI telah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI untuk pengurusan dokumen-dokumen kependudukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com