Elizabeth yang ditemui di kediamannya di Rawamangun, Jakarta Timur, menceritakan, saat itu Hafitd malah sempat menjabat tangannya untuk menyampaikan rasa dukacita.
"Terakhir kali (bertemu Hatifd) di rumah duka jabat tangan," kata Elizabeth.
Saat berjabat tangan dengannya, kata Elizabeth, Hafitd tidak mengucapkan sepatah kata apa pun. Hafitd juga menunjukkan ekspresi biasa saja.
Ia mengingat, saat itu mantan pacar putri tunggalnya tersebut mengenakan pakaian gelap. Elizabeth juga tidak mengetahui bahwa selepas melayat putrinya, Hafitd kemudian ditangkap petugas polisi. "Saya tidak melihat waktu ditangkap," ucao Elizabeth.
Suroto, ayah Ade Sara, juga membenarkan kedatangan Hafitd di rumah duka. Namun, saat itu Hafitd tidak bersalaman dengan dirinya. Suroto mengatakan hanya melihat dan mengenali Hatifd.
Sara menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya, Hafitd, bersama pacar barunya, Assyifa Ramadhani (19). Hasil otopsi menerangkan, mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) itu tewas akibat sumpalan kertas di dalam tenggorokan.
Jasad korban sempat dibawa keliling oleh kedua pelaku menggunakan mobil KIA Visto milik Hafitd, dari Jakarta Selatan sampai Jakarta Timur. Sampai akhirnya, kedua pelaku lalu membuang tubuh korban di pinggir Tol Bintara Kilometer 49, Bekasi Timur, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.