"Saya enggak tega lihat Iqbal, udah pasrah sama Allah. Pelakunya harus dihukum mati, dihukum seberat-beratnya," kata Ivan sambil menangis, di depan kamar 506 Blok B lantai 5 RSUD Koja, Jakarta Utara, Sabtu (15/3/2014).
Ivan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya melihat kondisi Iqbal yang terbaring lemah. Menurutnya, kasus ini harus diusut tuntas. Dia menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib.
Ivan menyebut bahwa Iqbal merupakan anak dari Irma, adik perempuannya. Iqbal hilang ketika bersama Irma berjualan es teh di sekitaran Proyek Senen. Ibu Iqbal, kata dia, menghilang sejak dua bulan lalu, sedangkan ayah kandungnya telah meninggal dunia.
"Saya tahu tentang Iqbal dari TVOne. Kebetulan tadi pagi saya nonton berita," ujar Ivan.
Ivan mengatakan tidak akan mengembalikan Iqbal ke keluarganya bila kondisi bocah tiga tahun ini telah membaik. "Saya akan membawa Iqbal ke rumah saya di Tanah Tinggi. Dia akan tinggal bersama saya," ujar Ivan.
Iqbal yang masih dirawat di RS Koja terus dijenguk oleh banyak orang yang bersimpati dengan penderitaan bocah malang tersebut. Salah satu yang menjenguk adalah Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. Rencananya, Iqbal akan dipindahkan dari RSUD Koja oleh Komnas PA dengan alasan keselamatan.
Iqbal merupakan korban penganiayaan yang dilakukan Dadang dan istrinya. Tubuhnya dipenuhi luka, tangan kirinya patah dan ada lebam di wajahnya.
Polisi sudah menangkap Dadang, namun istrinya masih buron. Kedua pelaku terancam dijerat tiga pasal berlapis terkait kejahatan penculikan, eksploitasi anak dan kekerasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.