"Di sini kalau siang panas banget. Gersang juga, tidak ada tanaman. Kita maunya proyek pembangunan pasar berjalan lagi dan segera diselesaikan," ujar Marsiti (52) penjual ikan pada Kamis (27/3/2014).
Marsiti mengatakan, selama berjualan di TPS omzet penjualannya juga menurun tajam. Sebelum bangunan pasar lama dirobohkan untuk direvitalisasi, kata Marsiti, omzetnya bisa Rp 1 juta per hari. Namun kini hanya separuhnya, sekitar Rp 500.000 saja.
Sementara itu, seorang pedagang lainnya, Surina (60), mengeluhkan kehadiran para pedagang kaki lima di sekitar pasar. Meskipun begitu dia berpendapat pasar rakyat akan sepi bila para PKL yang berjualan di pinggir Kali Swa Sembada, Kebon Bawang, tidak direlokasi ke pasar tersebut.
"Kalau semua pedagang masuk sini, saya yakin pasar ini bakalan ramai seperti tahun 1997 lalu. Tetapi kalau terpecah-pecah begini, yah jumlah konsumennya bakalan ikut terpecah," ujarnya
Surina berharap apabila Pasar Kebon Bawang selesai dibangun, agar sedianya para PKL yang biasa berjualan di pinggir kali itu bisa ikut direlokasi ke dalam pasar.
Ditemui terpisah Lurah Kebon Bawang, Ma'mun mengakui bahwa RW 05 atau tepatnya pinggir Kali Swasembada dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Menurutnya, terdapat 225 PKL yang beroperasi sejak pukul 06.00 hingga sekitar pukul 11.00 setiap harinya.
"Keberadaan pasar kaget ini memang sudah lama dan dikelola oleh pengurus RT dan RW. Layaknya PKL, karena berada di pinggir jalan yah ramai pembeli," ujarnya Ma'mun.
Menurut dia, pasar kaget tersebut berawal dari beberapa orang yang berjualan di sebidang tanah kosong seluas 200 meter persegi milik warga. Namun lama-kelamaan semakin bertambah hingga memadati sekitar lokasi.
"Kami tidak ingin melakukan langkah-langkah yang keras kepada para PKL, kita akan upayakan persuasif terlebih dahulu. Kita sudah koordirnasikan dengan pihak Pasar Kebon Bawang agar para PKL direlokasi ke pasar tersebut apabila selesai dibangun," jelas Ma'mun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.