Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Marunda Tersiksa Bau Sampah

Kompas.com - 18/04/2014, 11:47 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat pembuangan sampah (TPS) sementara yang terdapat di Rusun Marunda menimbulkan aroma tidak sedap. Terlebih lagi, tempat pembuangan sampah itu berada tepat di samping tangga akses warga untuk masuk dan keluar dari rumah.

Rifqi (8), salah satu bocah yang sedang bermain di sekitar tangga, mengaku sangat terganggu dengan aroma tidak sedap tersebut. "Iya bau banget di sini (tangga) tempat sampah itu sih," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (18/7/2014).

Namun, ia bersama kelima anak lainnya marasa sudah terbiasa dengan aroma tersebut. Mereka tetap asyik bermain di sekitar tangga yang merupakan sumber bau tersebut.

Sementara itu, Dewi (25), warga rusun lainnya, selalu menutup hidungnya dengan sapu tangan miliknya lantaran tidak kuat dengan aroma tidak sedap tersebut.

"Agak mual kalau lewat sini (tangga), tapi mau bagaimana lagi kan harus lewatin tangga kalau mau masuk ke rumah," ujar perempuan yang tengah hamil 4 bulan tersebut.

Sementara itu, Koordinator Kebersihan di Rusun Marunda Haposan mengatakan, tempat pembuangan sampah itu tetap menimbulkan bau busuk meskipun dalam kondisi kosong. "Namanya juga tempat penampungan walaupun tidak ada sampahnya ya tetap ada baunya," ujarnya.

Ia menjelaskan, sampah baru diangkut ketika tumpukan sudah setinggi sekitar 1 meter. Setiap dua petugas kebersihan bertanggung jawab atas tiga gedung di rusun. Akibatnya, beberapa blok tidak terpegang.

Terlebih lagi, gaji para petugas kebersihan pun belum turun sejak 3 bulan yang lalu sampai saat ini. "Karena enggak digaji, ya anak-anak juga jadi kurang semangat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com