Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sekitar Waduk Brigif Kecewa terhadap Jokowi

Kompas.com - 24/04/2014, 18:01 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Program Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yakni pembangunan Waduk Brigif di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menimbulkan kekecewaan masyarakat.

Menurut Yamin, seorang warga setempat, dia ditunjuk menjadi juru bicara oleh 38 kepala keluarga yang menempati lahan seluas 5.000 meter persegi di titik pembangunan waduk. Warga kaget karena tiba-tiba waduk itu sudah mulai dibangun.

"Kita kecewa dengan Pak Jokowi, Dinas PU, kok sosialisasinya enggak ada. Tiba-tiba ekskavator sudah main masuk saja," ujar Yamin saat ditemui Kompas.com di lokasi itu, Kamis (24/4/2014).

Agung Dhatomo, warga di RT lain yang lahannya terkena imbas pembuatan waduk, mengungkapkan hal senada. Dia ditunjuk warga untuk memperjuangkan nasib 25 kepala keluarga yang lahannya belum dibayar Pemprov DKI Jakarta.

"Total, sekitar 1.500 meter lahan yang belum dibebaskan oleh Dinas PU. Kami minta secepatnya karena sudah dimulai kan ini," ujarnya.

Yamin dan Agung mengaku, pada dasarnya, warga yang tinggal di sana setuju akan pembangunan waduk. Namun, warga kecewa lantaran Dinas PU DKI tidak melaksanakan proses pembebasan lahan dengan sosialisasi terlebih dahulu. Menurut dia, dimulainya pembangunan waduk merupakan bentuk intimidasi kepada masyarakat.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta membangun satu waduk di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Waduk seluas 10,3 hektar itu diharapkan mampu mengurangi banjir di Kemang, Petogogan, Bendungan Hilir, dan Mampang.

Sesuai dengan rencana, selain sebagai tempat penampungan air dari Kali Krukut, waduk tersebut juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan fungsi sosial warga. Waduk tersebut akan dilengkapi taman, jogging track, tempat bermain anak, dan fasilitas lainnya.

Pembangunan tahap pertama, yakni 6,6 hektar, telah dimulai. Sementara sisanya akan dimulai pada Mei 2014 mendatang. Dengan demikian, pembebasan lahan harus rampung pada bulan tersebut. Waduk itu ditargetkan rampung tujuh bulan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com