Menanggapi itu, Kepala Stasiun Bekasi menyatakan bahwa seharusnya hal tersebut tidak menjadi alasan. "Ah, gaptek itu kan cuma alasan saja," ujar Kepala Stasiun Bekasi Dedi Kristanto di Stasiun Bekasi, Senin (28/4/2014).
Menurut Dedi, sistem pembelian tiket saat ini dibuat justru untuk memudahkan penumpang, bukan menyulitkan. Calon penumpang yang mengaku "gaptek", menurutnya, bisa meminta tolong kepada kerabat yang paham.
"Kan pasti punya anak, punya saudara. Bisa minta dipesankan. Enggak jadi alasan sebenarnya," ujarnya.
Seperti yang terjadi di Stasiun Bekasi pada hari pertama penjualan tiket. Menurut Dedi, saat itu memang sempat terjadi antrean panjang penumpang. Namun, setelah diberi tahu bahwa tiket dapat dipesan secara online atau dibeli di beberapa toko yang bekerja sama dengan PT KAI, antrean pun semakin berkurang tiap harinya.
Kini Stasiun Bekasi tetap membuka loket pembelian tiket kereta jarak jauh. Akan tetapi, antrean tidak mengular seperti biasanya. Calon penumpang sudah banyak yang membeli secara online.
Untuk batas penjualan tiket, Dedi mengaku pihaknya tidak memberikan batasan. Selama tiket masih ada, maka akan dijual sesuai jadwal operasional loket yang buka mulai pukul 07.00-19.00 setiap hari.
Menurut Dedi, sejak pembelian tiket online diberlakukan, pihaknya dapat menjual sekitar 600-700 tiket kepada calon penumpang. Jumlah itu dianggapnya sebagai tanda bahwa sistem pembelian tiket secara online bukanlah kendala.
"Direktur saja BBM saya kok bisa pesan tiket saat dia sedang di rumah, lewat handphone-nya. Cuma dia mengeluh soal web yang sering down. Nah itu kan mungkin persoalan banyak yang mengakses saja. Padahal yang penting bisa kan pesan online," ujarnya sambil tertawa.