Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Suara Musik Ketika Dimas Dianiaya di Rumah Kos Seniornya

Kompas.com - 30/04/2014, 13:23 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah berlantai 2 dan bercat putih dengan pagar hijau di Jalan Kebon Baru, Gang 2 RT 17 RW 12, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, menjadi saksi bisu aksi penganiayaan terhadap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

Di rumah itulah para mahasiswa tingkat 1 STIP dikumpulkan dan mendapat "pembinaan" dari senior mereka, taruna tingkat 2, Jumat (25/4/2014). Ternyata, "pembinaan" itu berupa penganiayaan yang menewaskan Dimas Dikita Handoko (19).

Warga sekitar mengaku mendengar suara musik yang cukup gaduh dari rumah tersebut pada malam itu. "Iya malam itu ada suara musik kenceng dari kosan mereka. Kebetulan suami lagi pada ngumpul sama warga di depan rumah, " ujar Aliyah (36), warga setempat, Rabu (30/4/2014).

Ia menambahkan, pada saat malam tersebut, warga tidak mendengar adanya suara orang yang sedang dipukul ataupun teriakan. "Kalau dengar, warga pasti sudah melerainya," ucapnya.

Pemilik rumah kos itu, Iriani (42), juga mengaku mendengar suara musik pada malam itu. Karena lelah, dia tidak menghiraukannya dan memilih tidur.

"Sempat dengar suara musik dari tempat mereka, tapi posisi sudah jam 10 malam. Saya langsung tidur, soalnya capek banget habis dari gereja," ujarnya.

Ia mengatakan, para tetangga pun tak tahu-menahu dengan kejadian tersebut. "Tahunya polisi sudah mendatangi rumah saya," ujar dia.

Seperti anak sendiri

Iriani pun mengungkapkan sudah dua tahun ini menyewakan lantai 2 rumahnya tersebut untuk dijadikan tempat indekos untuk para mahasiswa STIP. Iriani mengaku tidak mencari keuntungan materi dari rumah kos itu. Dia hanya ingin membantu mahasiswa perantauan yang satu daerah dengannya.

"Kebetulan mereka sama-sama satu kampung, jadi sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Berarti sudah berganti dua angkatan yang ngekos di sini," lanjutnya. 

"Sewanya cuma Rp 600.000 dan itu lengkap, paling itu cuma buat bayar listrik dan air," katanya. Bahkan, harga sewa itu ditanggung bersama oleh empat mahasiswa yang menyewa ruang berukuran 40 meter persegi itu.

Iriani mengaku sangat menyesal karena rumahnya dijadikan tempat penganiayaan yang kemudian menewaskan Dimas itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com