Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2014, 06:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil alih dua paket pengerjaan pengerukan sungai yang masuk dalam program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) dari Bank Dunia menuai kritik. Rencana itu pun dituding bernuansa politis.

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi menjelaskan, program JEDI dari Bank Dunia ditargetkan rampung pada 2017. Bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana bahwa penyelesaian dipercepat menjadi pada 2015, maka akan ada pengurangan kontribusi dari Bank Dunia.

"Untuk menutupinya, harus dilakukan tender ulang," kata Uchok dalam siaran persnya, Kamis (1/5/2014). Kemungkinan penyelenggaraan tender ulang inilah yang dituding oleh Fitra kental dengan nuansa politis, terkait pengusungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Uchok mengatakan, Fitra mencurigai, kemungkinan besar tender ulang ini akan dimenangkan perusahaan yang dekat dengan Jokowi, sapaan akrab Joko. Dia pun menduga, modus tender ulang itu akan sama dengan kasus pengadaan bus berkarat beberapa waktu lalu. "Maklum mau pilpres, butuh duit nih ye," sindir Uchok.

Karena itu, Uchok meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat kajian ulang atas rencana pengambilalihan dua proyek JEDI tersebut. Dia mengatakan, alokasi anggaran yang diberikan Bank Dunia sudah terjadwal per tahun, dan mekanisme untuk menjadwalkannya ulang sangat sulit.

"Kalau mau diubah, biasanya terjadi pengurangan anggaran. Jangan hanya untuk mencari sensasi pencitraan, tetapi nantinya malah merugikan keuangan Jakarta, dan merugikan para pembayar pajak," tekan Uchok.

Pada Rabu (30/4/2014), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengambil alih dua pekerjaan program JEDI. Pekerjaan itu adalah Paket 4 dan Paket 7.

Basuki mengatakan, pengambilalihan itu akan diikuti dengan perubahan kontrak kerja pada kedua paket itu, dari pengerukan sungai yang semula dijadwalkan lima tahun menjadi dua tahun. "Jadi kan kami dulu mau lima tahun. Terus kami bilang, masa lima tahun selesainya, dua tahun dong harus selesai," kata dia di Jakarta.

"Karena tender susah, beberapa paket akan kami kerjakan sendiri," lanjut Basuki. "Kalau sudah dikerjakan sendiri, ya sudah, tidak perlu ditender lagi." Namun, dia menambahkan, "Nah tender ulang kan di ULP DKI, sebenarnya gampang. Kamu susun dulu semua, sudah siap, tinggal pinjam benderanya ULP supaya cepat. Kalau diskusi pekan ini, maka bulan depan sudah bisa dilakukan tendernya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com