Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI: Pengosongan Kampung Bahari Disosialisasikan 2 Tahun Lalu

Kompas.com - 07/05/2014, 16:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah untuk meningkatkan frekuensi angkutan barang dengan menggunakan kereta api guna mengurangi tonase jalan raya terkendala penolakan dari warga Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Humas Daop I PT KAI, Agus Komarudin mengatakan kepada Kompas.com, rencana untuk memperlebar terminal bongkar muat di kawasan Lagoa, Kampung Bahari, Jakarta Utara, sebenarnya sudah disosialisasikan sejak dua tahun lalu.

“Itu sudah dua tahun sebenarnya sosialisasi di situ. Artinya begini, kalau bicara target kita inginnya segera,” kata Agus, ditemui di sela-sela seminar konvergensi yang digelar Kompas Gramedia, Rabu (7/5/2014).

Agus mengatakan, agar rencana tersebut bisa terealisasi maka butuh dukungan dari semua pihak termasuk dari warga setempat. “Bahwa ini memang tanah milik KAI yang memang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan bongkar muat angkutan barang di wilayah Tanjung Priok,” tutur Agus.

Dia menambahkan penertiban bangunan di Kampung Bahari bertujuan memperlebar terminal bongkar muat yang ada. Dengan terminal yang lebih luas, maka aktivitas bongkar muat, mulai dari memarkirkan kontainer, material handling, menyambung rangkaian, dan melangsir, jadi lebih leluasa.

“Maka ada peningkatan mobilitas angkutan barang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta, serta sebaliknya,” pungkasnya.

Agus pun berharap, tahun ini semua permasalahan pembebasan lahan milik PT KAI itu bisa segera rampung. Dengan demikian, ketika double track jalur utara lintas Jawa beroperasi, infrastruktur di Tanjung Priok sudah siap, khususnya untuk angkutan barang atau logistik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com