Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Sekelas Doktor, Laporannya Tulisan Tangan?

Kompas.com - 09/05/2014, 08:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kecewa terhadap kinerja Dinas Kebersihan DKI yang tidak memberikan laporan valid terkait jumlah pegawai harian lepas (PHL). Emosinya semakin meluap saat Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Ediningtyas melaporkan jumlah PHL hanya dengan coret dan tulisan tangan. 

"Ini gila, sekelas doktor, laporannya tulisan tangan. Saya baru terima laporan corat-coret tangan begini," kata Basuki dengan nada suaranya yang meninggi, saat memimpin rapat bersama Dinas Kebersihan, di Balaikota Jakarta, Kamis (8/5/2014). 

Menurut informasi, kepala Dinas Kebersihan yang akrab disapa Tyas itu mendapat gelar doktornya dari Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Tyas yang berada di samping Basuki pun hanya terdiam dan sesekali menunduk.

Ketika baru menjadi Wakil Gubernur, Basuki mengaku mendapat laporan dari mantan Kepala Dinas Kebersihan Unu Nurdin terkait jumlah PHL yang hanya 2.500. Kemudian, saat mendapat laporan Inspektorat DKI, PHL yang ada di bawah pengawasan Dinas Kebersihan DKI berjumlah 3.000 PHL. Setelah lebih kurang 1,5 tahun menjabat sebagai orang nomor dua di ibu kota, Basuki terkejut mengetahui jumlah PHL yang meningkat drastis mencapai 10.721 orang. Maka, ia menduga adanya perekrutan yang salah. 

Seorang perwakilan swasta yang turut hadir dalam rapat tersebut, Direktur PT Samhana Indah Jack Monang Napitupulu mengatakan, sebuah kota hanya memerlukan sekitar 834 petugas kebersihan. Ia juga mengatakan, pegawainya tidak diterima Dinas Kebersihan DKI, padahal sudah 30 tahun lebih bekerja sebagai petugas kebersihan.

Mulai Desember 2013 lalu, Pemprov DKI tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan operator swasta dalam hal pembersihan dan pengangkutan sampah. PHL yang dimiliki swasta diambil alih oleh DKI.

Mendengar ucapan Monang, emosi Basuki memuncak. Kembali, ia menggebrak meja dan mengagetkan hampir semua peserta yang menghadiri rapat itu. "Ada permainan ini. Saya minta data-datanya semua. Coret semua petugas yang baru masuk," tegas Basuki. 

Kemarahan pria yang akrab disapa Ahok itu bertambah ketika mengetahui banyaknya jumlah PHL DKI berbanding terbalik dengan kebersihan kota. Seharusnya, dengan sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi, dia sudah tidak lagi menerima keluhan warga melalui telepon genggamnya terkait sampah yang tercecer.

Basuki pun menugaskan beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang mengikuti rapat tersebut untuk berkoordinasi dan membagi tanggung jawab di setiap wilayah. Basuki menugaskan Dinas Kebersihan mengumpulkan kontak dan identitas PHL yang dimiliki. Oleh karena itu, nantinya PHL itu akan bertanggung jawab atas sampah yang berserakan di setiap jalan. Di samping itu, ia juga meminta Dinas Kebersihan DKI untuk mendata waktu PHL mengumpulkan sampah dan lokasi PHL membuang sampah. 

Sementara itu, beberapa pejabat Dinas Kebersihan DKI, seperti Kepala Bidang Pengendalian Kebersihan Made Indrayasa dan Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Engkos Kosasih juga terdiam mendengar pernyataan Basuki.

"Bu Tyas, kapan saya bisa data PHL lengkap dengan masing-masing tanggung jawab wilayahnya?" tanya Basuki kepada Tyas.

Tyas berjanji, data itu akan dilaporkan kepada Basuki pada 22 Mei 2014 mendatang. Lebih lanjut, wanita kelahiran 7 Oktober 1960 itu mengungkapkan akan melaporkan lengkap dengan tanggung jawab tiap-tiap PHL. Apabila dalam waktu dua pekan janji itu tidak dipenuhi, Basuki mengancam akan memutasi 90 persen pejabat Dinas Kebersihan DKI.

"Saya akan pindahkan Anda semua ke Dinas lainnya, seperti Dishub atau Satpol PP yang tinggal menunggu jalan saja. Ngapain punya banyak orang, tapi kerjanya tidak ada?" tegas Basuki lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com