Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tunjukkan Pasar yang Tak Bau dan Kumuh

Kompas.com - 16/05/2014, 13:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan beroperasinya pasar tradisional Jembatan Dua, Jakarta Barat, Jumat (16/5/2014) pagi. Penataan pasar itu, kata Jokowi, menunjukkan ciri Indonesia sebenarnya.

"Yang dulu kumuh, menyebabkan macet, bau, sekarang jadi bersih, tertata," ujar Jokowi di sela peresmian.

"Yang jelas, pasar tradisional ini bukan hanya pertemuan penjual dan pembeli, melainkan juga ruang interaksi sosial masyarakat. Ini ciri Indonesia," lanjutnya.

Pasar Jembatan Dua, kata Jokowi, merupakan salah satu dari 54 pasar rakyat yang masuk dalam program penataan oleh PD Pasar Jaya. Pasar yang selesai ditata pada April 2014 itu berkonsep modern dan dilengkapi sejumlah fasilitas sehingga tak terkesan bau, kumuh, dan kotor seperti sebelumnya.

Pasar Jembatan Dua berdiri di lahan seluas 2.693 meter persegi. Pasar itu memiliki 414 tempat usaha yang terdiri dari 168 kios dan 246 tempat di los, sekaligus dilengkapi mushala, MCK, dan lahan parkir yang mampu menampung 20 mobil dan 150 motor. Semua kios telah diisi pedagang.

"Ada dua lantai. Yang di atas untuk barang yang kering, ada baju dan sebagainya. Di bawah itu untuk sayur, daging, ikan," ujar Jokowi.

Dengan peresmian Pasar Jembatan Dua, Pemprov DKI Jakarta telah merampungkan revitalisasi 4 dari 54 pasar, yakni Pasar Jembatan Dua, Pasar Cijantung, Pasar Makasar, dan Pasar Ciplak. Jokowi berharap, sisa penataan pasar dapat dikebut oleh PD Pasar Jaya. Ia berharap tahun 2014 ini makin banyak pasar yang diremajakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com