Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Duga Ada Penyelewengan Anggaran di Dinas Kebersihan DKI

Kompas.com - 16/05/2014, 16:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurigai banyak nama pegawai harian lepas (PHL) kebersihan yang sebenarnya tidak bekerja di Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Menurut dia, nama-nama tersebut selama ini dimanfaatkan oknum pegawai di Dinas Kebersihan untuk melakukan penyelewengan anggaran terkait honorarium petugas kebersihan.

"Saya sinyalir di Dinas Kebersihan ada loper koran dan pengemis yang didaftarin jadi PHL. Jadi, dia tidak usah kerja, tapi cuma numpang nama. Nanti dia terima 10 persen saja (dari gaji aslinya) sudah pasti mau," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (16/5/2014).

Basuki menjelaskan, timnya masih menyelidiki dugaan tersebut. Selain itu, ia juga telah meminta Bank DKI agar tidak memberikan uang honorarium kepada orang yang datang tidak sesuai dengan identitasnya.

"Saya sudah bilang ke Bank DKI supaya tidak boleh ada yang ngambil uang lewat surat kuasa, kecuali kalau istri atau anaknya sakit," ucapnya.

Lebih lanjut, Basuki juga mengaku telah memberikan tenggat waktu kepada Dinas Kebersihan untuk menyusun kembali data petugas kebersihan dan memberikan kepadanya paling lambat pekan depan.

"Saya kasih waktu dua minggu. Sekarang sudah satu minggu berlalu. Tidak tahu deh minggu depan bisa apa tidak tuh datanya siap," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu.

Seperti diketahui, beberapa hari lalu Basuki sempat mengungkapkan kekesalannya kepada jajaran di Dinas Kebersihan yang tidak bisa menunjukkan data lengkap mengenai jumlah petugas kebersihan di DKI.

Menurut Basuki, jumlah petugas kebersihan di DKI tidak sesuai dengan kebersihan kota. Seharusnya, dengan sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi, dia sudah tidak lagi menerima keluhan warga melalui telepon genggamnya terkait sampah yang tercecer.

Basuki pun menugaskan beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang mengikuti rapat tersebut untuk berkoordinasi dan membagi tanggung jawab di setiap wilayah. Basuki menugaskan Dinas Kebersihan mengumpulkan kontak dan identitas petugas kebersihan yang dimiliki. Dia juga meminta Dinas Kebersihan untuk mendata jam-jam petugas mengumpulkan sampah dan lokasi membuang sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com