Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Mahal Beli Bakso daripada Berwisata ke Monas

Kompas.com - 14/06/2014, 14:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan untuk menetapkan biaya masuk bagi pengunjung Monas sebesar Rp 5.000. Ke depannya, keputusan ini akan ditetapkan melalui peraturan daerah (perda) yang dibahas bersama DPRD DKI Jakarta.

Kepala Unit Pengelola (UP) Cawan Monas Rini Haryani mengatakan, rencana Basuki itu untuk mengantisipasi pedagang kaki lima (PKL) yang berupaya masuk ke area Monas. Meski nantinya pengunjung dimintai retribusi, ia memastikan bahwa jumlah pengunjung Monas tidak akan menurun.

"Enggak mahal itu Rp 5.000. Lebih mahal harga semangkok bakso," kata Rini kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).

Awalnya, kata Rini, retribusi sebesar Rp 5.000 hanya berlaku bagi pengunjung yang akan masuk ke tugu Monas. Mereka yang masuk ke area Monas tidak dikenakan biaya sama sekali. Apabila pengunjung berminat naik ke tugu Monas, maka mereka diharuskan membeli tiket kembali. Untuk anak-anak, retribusinya sebesar Rp 2.000, mahasiswa Rp 5.000, dan dewasa Rp 10.000.

Retribusi itu juga akan digunakan untuk biaya pembersihan sampah yang berserakan di area Monas. Rini menjelaskan, semerawutnya kawasan Monas oleh PKL ini baru terjadi beberapa waktu belakangan.

"Kebetulan waktu masih di bawah koordinasi wali kota, tidak terlalu semerawut. Baru Januari 2014 terbentuk UP Taman Monas, PKL kok banyak yang masuk. Apalagi, kadang pedagangnya lebih garang dibanding kita dan mereka berani melawan," kata Rini.

Pada kesempatan berbeda, Basuki mengaku memiliki ide untuk membentuk "Relawan Penjaga Monas". Dengan membayar Rp 50.000 setiap tahunnya, warga yang bersedia menjadi relawan itu akan mendapat fasilitas seperti kartu anggota (gratis masuk Monas), kaus, dan kantong plastik sampah.

"Tapi, dia punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan Monas juga. Misalnya memotret PKL yang masih berdagang di dalam Monas, parkir liar, nanti laporkan ke Pemprov DKI," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com