Kepala Unit Pengelola (UP) Cawan Monas Rini Haryani mengatakan, rencana Basuki itu untuk mengantisipasi pedagang kaki lima (PKL) yang berupaya masuk ke area Monas. Meski nantinya pengunjung dimintai retribusi, ia memastikan bahwa jumlah pengunjung Monas tidak akan menurun.
"Enggak mahal itu Rp 5.000. Lebih mahal harga semangkok bakso," kata Rini kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Awalnya, kata Rini, retribusi sebesar Rp 5.000 hanya berlaku bagi pengunjung yang akan masuk ke tugu Monas. Mereka yang masuk ke area Monas tidak dikenakan biaya sama sekali. Apabila pengunjung berminat naik ke tugu Monas, maka mereka diharuskan membeli tiket kembali. Untuk anak-anak, retribusinya sebesar Rp 2.000, mahasiswa Rp 5.000, dan dewasa Rp 10.000.
Retribusi itu juga akan digunakan untuk biaya pembersihan sampah yang berserakan di area Monas. Rini menjelaskan, semerawutnya kawasan Monas oleh PKL ini baru terjadi beberapa waktu belakangan.
"Kebetulan waktu masih di bawah koordinasi wali kota, tidak terlalu semerawut. Baru Januari 2014 terbentuk UP Taman Monas, PKL kok banyak yang masuk. Apalagi, kadang pedagangnya lebih garang dibanding kita dan mereka berani melawan," kata Rini.
Pada kesempatan berbeda, Basuki mengaku memiliki ide untuk membentuk "Relawan Penjaga Monas". Dengan membayar Rp 50.000 setiap tahunnya, warga yang bersedia menjadi relawan itu akan mendapat fasilitas seperti kartu anggota (gratis masuk Monas), kaus, dan kantong plastik sampah.
"Tapi, dia punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan Monas juga. Misalnya memotret PKL yang masih berdagang di dalam Monas, parkir liar, nanti laporkan ke Pemprov DKI," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.