Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Tahu Ada Penertiban Besar-besaran

Kompas.com - 17/06/2014, 18:29 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pedagang kaki lima (PKL) Monumen Nasional (Monas) mengaku sudah mengetahui adanya penertiban yang dilakukan serentak oleh aparat gabungan pada Senin (16/6/2014). Mereka mengakui sudah mendapat kabar penertiban dari petugas pengelola di Monas.

"Pedagang sudah tahu kemarin pagi dibilang ada penertiban. Kan dikasih tahu pakai pengeras suara sama orang Monas," kata pedagang minuman di Monas, Agus, Selasa (17/6/2014).

Ia menuturkan, adanya kericuhan saat penertiban ialah karena pedagang-pedagang bersikeras berjualan dan tidak memedulikan imbauan pada pagi itu. Ia melanjutkan memang pada dasarnya teman-teman pedagangnya keras kepala dan susah untuk dikasih tahu.

Ia mengaku beruntung tidak terkena penertiban itu karena patuh dengan imbauan tersebut. Ia mengaku melihat kericuhan yang terjadi pada Senin (16/6/2014) sore dari pintu Lapangan Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI). Agus melihat bentrok antara para pedagang dan satuan polisi pamong praja (satpol PP). 

"Saya lihat sampai gebak-gebuk sana-sini. Petugas sama pedagang Madura tuh susah dikasih tahu. Kan kelihatan ada apel di pintu barat daya, pakai dagang lagi. Aku mah simpen aja barang dagangan di tempat aman," katanya geleng-geleng sambil tertawa.

Ia pun mengakui ada yang terluka karena kejadian itu, baik dari PKL maupun petugas. Pedagang, katanya, kalah dengan ratusan satpol PP yang menertibkan. 

Pedagang lain, Tela, warga Bogor, mengatakan hal yang sama. Ia mengaku mendengar adanya pemberitahuan akan diadakan penertiban pada hari itu. Lantas, ia bergerak mengemas barang dagangannya dan mengamankannya di Lapangan IRTI.

Tela mengatakan, saat itu ia tengah menjajakan bakso menggunakan gerobaknya di taman Monas. Ia mendengar bakal ada penertiban dari pedagang lain.

"Iya pas dengar itu banyak pedagang langsung beres-beres umpetin barang. Terus pergi, kalau enggak sempat pergi, yang penting barang aman," kata Tela.

Pantauan Kompas.com, Selasa siang, sejak penertiban, para pedagang kian berhamburan di Monas. Tepat di dekat patung Ikada di sisi silang Monas barat daya atau dari pintu masuk Lapangan IRTI, pedagang kembali menggelar lapak.

Terlihat petugas satpol PP mengitari kawasan taman Monas dengan mengendarai mobil dinas. Beberapa pedagang yang melihat mobil satpol PP langsung mengumpat di balik tanaman hias di sekitar patung Ikada. Pedagang pun sesering mungkin mengintip perpindahan mobil tersebut demi mewaspadai barang dagangan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com