"Jadi kita ditawarkan teknologi baru di luar yang biasa, yakni teknologi berdasarkan GPS. Lalu saya tanya sama mereka, negara mana yang sudah pernah pakai sistem ini? Dia bilang belum. Saya bilang kalau belum, kami tidak bisa terima," ujarnya.
Ahok mengaku tak ingin Jakarta menerapkan teknologi yang masih bersifat uji coba. Padahal, bila berhasil, Jakarta menjadi kota pertama di dunia yang menerapkan ERP berbasis sistem GPS. Ia pun membandingkannya dengan teknologi ERP di kota-kota di Eropa yang notabene lebih maju dibanding Jakarta.
"Kami tak mau Jakarta jadi tempat uji coba barang-barang baru yang belum terbukti dipakai. Inggris dan negara Eropa lain semua pakai teknologi Norwegia dan Swedia. Yang teknologi Jepang saja orang tidak mau pakai," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Sejauh ini, baru ada dua produsen alat ERP yang diperkenankan melakukan uji coba, yakni Kapsch (Swedia) dan Q-Free (Norwegia). Kapsch melakukan uji coba di Jalan Sudirman-Thamrin mulai pertengahan Juli, dan Q-Free di Jalan Kuningan-Mampang pada pertengahan Agustus. Masing-masing uji coba rencananya akan dilakukan selama 3 bulan.
Baik Kapsch maupun Q-Free sama-sama menggunakan teknologi on board unit (OBU).