"Kita kerja keraslah untuk masyarakat jakarta. Pada intinya bagus sekali pertemuan ini karena UKP4 datang, LKPP datang. Jadi momen yang sangat bagus untuk tempat kita bertanya," katanya usai acara pengarahan kepada seluruh Kepala SKPD dan UKPD terkait e-catalog dan e-purchasing, di Balaikota Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Namun demikian, Manggas enggan menjelaskan lebih terperinci mengapa kinerja Dinas PU lamban. Ia meminta para pewarta untuk menanyakan hal tersebut ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD).
Ia pun mengatakan bahwa sampai saat ini Dinas PU telah ikut membantu proses e-catalogue dan e-purchasing, yakni dengan menempatkan 18 pegawai di Dinas PU ke Unit Layanan Pengadaan (ULP).
"Jadi 18 orang yang kita BKO di situ. Mereka stand by terus di situ sampai semua proses selesai. Jadi mereka tidak balik dulu ke dinas untuk membantu menyelesaikan masalah administrasi. All out-lah kita bantu mereka (ULP). Biar cepat proses pengadaan barang dan jasa. Baik lewat e-catalogue maupun pelelangan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ahok mengatakan bahwa permasalahan jalan berlubang sebetulnya tidak perlu terjadi Jakarta. Karena menurutnya, seluruh produk-produk terbaru yang berkaitan dengan bidang teknologi semuanya tersedia di Jakarta.
Tak hanya, di Jakarta juga banyak tersedia para ahli yang paham bagaimana pembuatan jalan yang benar sesuai dengan kondisi tanah yang ada di Jakarta.
Karena itu, Ahok menganggap buruknya kondisi jalan di Jakarta lebih disebabkan tak becusnya kinerja Dinas PU. Ia pun menceritakan bagaimana Kepala Dinas PU DKI Manggas Rudi Siahaan yang ia anggap suka "ngeles".
Menurutnya, beberapa waktu lalu ia pernah memanggil Manggas untuk menyampaikan mengenai banyaknya jalan berlubang dari masyarakat. Ia pun meminta Manggas untuk segera memperbaiki jalan-jalan tersebut.
Namun, kata Ahok, Manggas beralasan jalan berlubang tidak dapat segera diperbaiki karena harus melalui proses tender terlebih dahulu di LKPP. Ahok mengaku tidak percaya mendengar penjelasan tersebut. Karena ia yakin, perbaikan jalan tidak perlu harus melalui tender karena semua barang sudah masuk di e-catalog.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.