Sterilisasi tersebut akan dibarengi dengan penerapan denda maksimal, seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.
"Nanti setelah Lebaran kita mulai. Kalau sekarang, kendaraan sepi (jelang Lebaran). Kita juga mau dengan denda maksimumnya," kata Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butar Butar saat ditemui di kantornya di Cawang, Jakarta Timur, Senin (7/7/2014) sore.
Pargaulan mengakui, sterilisasi tersebut sempat mengendur, yakni ketika musim hujan banyak kendaraan yang diperbolehkan masuk jalur busway. "Sekarang agak susah menertibkan. Di samping itu separator juga ada yang rusak," ujar Pargaulan.
Nantinya, lanjut Pargaulan, jalur di semua koridor yang rawan penyerobotan oleh kendaraan umum dan pribadi akan ditindak tegas. Salah satunya, kata Pargaulan, ialah di Koridor 9 Cawang-Grogol. "Nanti akan kita pilih koridor mana yang rawan, tidak sekaligus," ujar Pargaulan.
Sterilisasi jalur busway dengan denda maksimal, lanjutnya, juga untuk memberikan efek jera kepada para pengendara yang suka menyerobot. Menurut Pargaulan, itu bisa dilihat dari meningkatnya jumlah penumpang karena warga memilih beralih menggunakan transportasi massal itu.
Pargaulan mengatakan, jumlah rata-rata pengguna transjakarta meningkat dari 310.000 penumpang menjadi 370.000 penumpang per hari ketika kebijakan tersebut diberlakukan. "Berarti ada peningkatan 60.000 kan," ujarnya.
Sementara itu, saat ini, jumlah penumpang per harinya menurun menjadi 340.000 penumpang. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Pengamanan jalur busway, lanjutnya, juga akan melibatkan pihak Dishub. "Jadi, tidak hanya kita saja. Sterilisasi itu sangat penting. Harapan saya ini bisa terus-menerus. Jangan kendor," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.