Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Lebaran, Penyerobot "Busway" Dikenai Denda Maksimal

Kompas.com - 07/07/2014, 16:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Unit Pelayanan (UP) Bus Transjakarta berencana memberlakukan sterilisasi busway yang akan dioptimalkan setelah hari raya Idul Fitri.

Sterilisasi tersebut akan dibarengi dengan penerapan denda maksimal, seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.

"Nanti setelah Lebaran kita mulai. Kalau sekarang, kendaraan sepi (jelang Lebaran). Kita juga mau dengan denda maksimumnya," kata Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butar Butar saat ditemui di kantornya di Cawang, Jakarta Timur, Senin (7/7/2014) sore.

Pargaulan mengakui, sterilisasi tersebut sempat mengendur, yakni ketika musim hujan banyak kendaraan yang diperbolehkan masuk jalur busway. "Sekarang agak susah menertibkan. Di samping itu separator juga ada yang rusak," ujar Pargaulan.

Nantinya, lanjut Pargaulan, jalur di semua koridor yang rawan penyerobotan oleh kendaraan umum dan pribadi akan ditindak tegas. Salah satunya, kata Pargaulan, ialah di Koridor 9 Cawang-Grogol. "Nanti akan kita pilih koridor mana yang rawan, tidak sekaligus," ujar Pargaulan.

Sterilisasi jalur busway dengan denda maksimal, lanjutnya, juga untuk memberikan efek jera kepada para pengendara yang suka menyerobot. Menurut Pargaulan, itu bisa dilihat dari meningkatnya jumlah penumpang karena warga memilih beralih menggunakan transportasi massal itu.

Pargaulan mengatakan, jumlah rata-rata pengguna transjakarta meningkat dari 310.000 penumpang menjadi 370.000 penumpang per hari ketika kebijakan tersebut diberlakukan. "Berarti ada peningkatan 60.000 kan," ujarnya.

Sementara itu, saat ini, jumlah penumpang per harinya menurun menjadi 340.000 penumpang. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Pengamanan jalur busway, lanjutnya, juga akan melibatkan pihak Dishub. "Jadi, tidak hanya kita saja. Sterilisasi itu sangat penting. Harapan saya ini bisa terus-menerus. Jangan kendor," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com