JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan drainase di wilayah Jakarta masih kacau dan belum tertata baik. Akibatnya, hujan sedang dalam jangka waktu yang pendek mampu membuat ruas-ruas jalan terendam banjir.
Untuk mengatasi genangan di sejumlah ruas jalan dan permukiman, setidaknya empat saluran air di Jakarta Timur sedang dikeruk. Sebanyak 44 titik saluran di Jakarta Timur juga akan dinormalisasi dan kini tengah dalam proses tender.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sarana Prasarana Pengendali Banjir Suku Dinas PU Air Jakarta Timur Supriyatno, Kamis (10/7), mengatakan, empat saluran yang sedang dikeruk dan diperbaiki adalah saluran di Pasar Rebo, saluran di Jalan Perintis Kemerdekaan, pengerukan Kali Sunter di Jalan Perintis Kemerdekaan, dan pembuatan saluran gendong di Kramat Jati.
”Pekerjaan pada 4 lokasi ini sebagian besar pengerukan, sedimentasinya tebal,” katanya.
Pengerukan Kali Sunter, contohnya, dilaksanakan sepanjang 2 kilometer. Sementara pengerukan saluran di Pasar Rebo dan di Jalan Perintis Kemerdekaan dilaksanakan di sejumlah titik.
Khusus di Kramat Jati juga dibangun saluran gendong. Saluran gendong ini untuk mengalirkan air yang terjebak di cekungan agar dapat mengalir ke Kali Cipinang.
Selain pengerukan, ada 44 normalisasi yang akan dikerjakan tahun ini. Seluruhnya kini dalam proses lelang pekerjaan lewat Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP).
Di Jakarta Selatan, kekacauan sistem drainase, antara lain, terlihat di pertigaan antara Jalan Ciledug Raya dan Jalan Swadarma, juga di depan Pasar Cipulir. Di pertigaan Swadarma, baru sekitar satu tahun lalu salurannya direvitalisasi. Selain di perdalam dengan dikeruk, dinding saluran juga diperkuat dengan beton.
Pada awal pekan ini, saat hujan deras pada malam hari, genangan di pertigaan ini mencapai lebih dari 30 sentimeter dan menyebabkan arus kendaraan bermotor tidak bisa melintas. Padahal, lokasi tersebut adalah jalur utama penghubung Jakarta Selatan dan Tangerang.
Di wilayah permukiman di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, tersumbatnya drainase membuat luapan kali saat hujan menjadi tidak tertampung.
Kacaunya kondisi gorong-gorong dan drainase juga terjadi di Tangerang Selatan. Dari pantauan, hampir semua drainase di tepi-tepi jalan di Tangsel, mulai dari got hingga kali terlihat tak terurus. Selokan atau got dan saluran air limpasan dari situ terlihat tertimbun sampah, tanah, dan ditumbuhi rumput dan belukar.
Hal itu, misalnya, terjadi di Jalan Sumatera yang menghubungkan BSD dengan Jombang; Jalan Aria Putra, Serua, Ciputat; Jalan WR Supratman, Ciputat; dan Jalan Siliwangi, Pamulang. Akibatnya, setiap kali hujan, air meluber menggenangi jalan. Jalan pun banyak yang rusak dan berlubang setelah tergenang.
Umumnya saluran air tersebut dipenuhi endapan lumpur yang tinggi hingga tidak mampu mengalirkan air.
Seperti pantauan Kompas pada Kamis, endapan lumpur setinggi 80 sentimeter memenuhi saluran yang sedang dikeruk di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. (MDN/NEL/A01/RAY/A10)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.