Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Ada Mobilisasi Anak untuk Dijadikan Pengemis

Kompas.com - 16/07/2014, 08:02 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh menyatakan, fenomena mobilisasi pengemis kerap terjadi selama bulan Ramadhan hingga mendekati Lebaran. Para pelaku bahkan mengeksploitasi anak untuk mendapat belas kasihan dari masyarakat.

"Fenomena mobilisasi pengemis kita sinyalir ada gerakan yang terorganisasi tercium dengan mudah," kata Asrorun Niam Sholeh kepada Kompas.com, Selasa (15/7/2014).

Asrorun mengungkapkan, proses mobilisasi yang mungkin terjadi itu dengan meminjam anak hanya untuk meminta empati dan solidaritas. Itu, kata Asrorun, adalah penyalahgunaan anak untuk memperoleh untuk memperoleh rezeki dengan memanfaatkan momentum orang yang sedang beribadah.

Dia berpendapat, mobilisasi tersebut dapat dicegah agar tidak terjadi peningkatan potensi mobilisasi di Ramadhan dan Lebaran 2014 ini. Menurut Asrorun, hal ini harus dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan Dinas Sosial.

Selain itu, polisi juga berperan mencegah fenomena itu karena memiliki keterkaitan dengan pelanggaran hukum, yaitu eksploitasi anak yang jelas tidak sesuai hukum.

"Di situ ada kelompok-kelompok. Artinya pergerakan tak spontan tapi terorganisasi. Ini telah disebar di beberapa titik oleh mereka. Mobilisasi yang teridentifikasi (dari) Subang, Cikampek, dan masih ada area lain," kata Asrorun.

Para pengemis ini kebanyakan memilih balita dalam meminta belas kasihan masyarakat, bahkan usia variatif dan bayi menjadi pilihan mereka. Asrorun juga mengatakan, lokasi di pertigaan, perempatan, tempat wisata, masjid seperti Masjid Istiqlal, dan tempat lainnya juga menjadi incaran mereka mencari rezeki.

Untuk itu KPAI mengambil langkah penanganan lebih dini agar tidak ada tindak pidana eksploitasi tersebut. KPAI juga akan mencegah hal ini dengan melakukan koordinasi bersama Dinas Sosial dan Polda Metro Jaya untuk menegakkan hukum dan mencegah eksploitasi terutama di wilayah Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com