Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Satgas Dinas Sosial, Pengemis dan Pengamen di Jaktim Berkurang

Kompas.com - 14/07/2014, 10:39 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Memasuki pertengahan di bulan Ramadhan, jumlah pengamen dan pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di beberapa titik di Jakarta Timur sudah berkurang.

Mereka tidak lagi berkeliaran secara bebas karena ada penjagaan dari petugas Dinas Sosial. Pantauan Kompas.com di perempatan Pasar Rebo, Senin (14/7/2014), di tempat itu sejumlah petugas dari Dinas Sosial DKI Jakarta berjaga.

Menurut Kepala Satuan Tugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (Satgal P3S) Pos Pasar Rebo, Jamrotun, di tempat itu disiagakan 15 petugas. Mereka bertugas bergantian per 16 jam.

"Kami selalu berjaga terus di sini dari jam 7 pagi sampai 11 malam. Sekarang dari hasil penjagaan kami, udah hilang PMKS tidak berkeliaran lagi di wilayah sini (Pasar Rebo). Kalau sebelumnya sih, banyak pengamen di lampu merah itu," ujar Kepala Satuan Tugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (Satgas P3S) Pos Pasar Rebo, Jamrotun, Senin (14/7/2014).

Satgas P3S tersebut juga turut menyisir wilayah sekitar, seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cijantung, dan juga Hek.

Rudi, seorang pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang bawah jembatan layang (flyover) Pasar Rebo bernama Rudi mengatakan, sudah jarang melihat pengamen atau pengemis (PMKS) di wilayah tersebut setelah adanya penjagaan oleh satgas P3S.

"Dulu waktu tiga bulan lalu banyak di sini anak-anak ngamen. Apalagi di taman sini (Pasar Rebo) penuh mereka duduk bahkan tidur-tiduran pakai kardus. Bikin kumuh kotor juga kan banyak sampah. Tapi sekarang ada petugas jagain taman itu juga, udah nggak ada lagi setahu saya, ada mungkin satu dua kali yah," ucap dia.

Menurut Jamrotun, jika pihaknya menemukan PMKS masih membandel, akan diberikan imbauan lisan maksimal tiga kali, jika lebih dari itu akan langsung diangkut mobil dinas dan dibawa ke panti sosial.

Penjagaan akan terus dilakukan hingga akhir tahun atau Desember 2014 mendatang dan satgas akan diputar untuk menjaga wilayah lainnya.

"Kalau mengenai titik rawan PMKS di Jakarta Timur yaitu ada di, perempatan PGC, lampu merah TMII, Pasar Jatinegara, Graha Cijantung, Hek, pada dasarnya sih yang wilayahnya cenderung ramai biasanya mereka ada di sana," jelas Jamrotun.

Keberadaan PMKS di Jakarta melanggar Perda No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, dengan ancaman kurungan 20 hari dan maksimal 90 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com