Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI: Pesan Ancaman untuk Jokowi Kata-katanya Sangat Tak Enak Didengar

Kompas.com - 22/07/2014, 20:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Umum DKI Jakarta Agustino Dharmawan membenarkan adanya ancaman bom di Balaikota Jakarta pada Sabtu (19/7/2014) malam. Ancaman bom itu tiba di Biro Umum melalui faksimile sekitar pukul 21.00 WIB.

"Alamat tulisan ancaman bom itu juga ke Polda Metro Jaya. Tapi, kemudian dilanjutkan lagi ke Biro Umum," kata Agustino di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Mendapat pesan ancaman itu, jajarannya langsung berkomunikasi dengan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kemudian, Basuki meminta staf pengamanan dalam (pamdal) dan kepolisian menyisir seluruh sudut di Balaikota Jakarta.

Setelah disisir, ternyata hasilnya nihil, tidak ditemukan benda mencurigakan di sana. Ia pun menolak untuk merinci isi ancaman bom yang ditujukan kepada Gubernur DKI nonaktif Joko Widodo tersebut.

"Kata-katanya sangat tidak enak didengar. Saya takut kalau menjelaskan ini, justru timbul konflik di bawah," kata Agustino.

Akibat ancaman bom tersebut, Biro Umum langsung memperketat pengamanan di Balaikota. Ia juga meminta Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso berkoordinasi mengerahkan personelnya mengamankan lingkungan Balaikota.

"Pengamanan kami nomor satu, tapi tidak berlebihan," ujar dia.

Sekadar informasi sebelumnya, jelang pilpres, ancaman bom menyambangi Balaikota Jakarta, tempat Jokowi-Basuki berkantor.

Basuki mengatakan, ancaman bom itu ditujukan kepada Jokowi jika kembali ke Balaikota. Pengamanan di Balaikota pun diperketat, seiring dengan kembali aktifnya Jokowi sebagai Gubernur DKI pada Rabu (23/7/2014) esok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com