Oleh: Fransisca Romana
Sekitar pukul 08.00, Rabu (23/7/2014), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang juga presiden terpilih, menapakkan kaki di Balai Kota DKI Jakarta. Inilah kehadiran pertama Jokowi di Balai Kota setelah hampir dua bulan non-aktif dalam rangka pemilu presiden.
Tidak ada hal yang sangat istimewa menyambut kedatangan Jokowi. Meski sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum sebagai presiden terpilih, kemarin Jokowi untuk sementara tetap sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tak ada pengamanan yang berlebihan walau pada kenyataannya dia dikawal puluhan petugas. Beberapa wajah pengawal pribadi di sekitarnya tampak tak asing karena mereka jugalah yang mengawal Jokowi sehari-hari sebelum non-aktif dari gubernur.
Dengan senyum ramah, dia menyalami petugas pengamanan dalam (pamdal). Kepada wartawan yang menanti, dia juga melempar senyum.
"Mau urus administrasi dulu di kantor. Terus nanti mau rapat paripurna di DPRD," jawabnya singkat.
Jokowi bergegas masuk ke kantornya. Tak lama kemudian, tampak Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turun dari kantornya di lantai 2 untuk menemui Jokowi.
Mereka berdua bertemu sampai lewat tengah hari. Begitu pintu Balairung dibuka, para wartawan yang sudah menanti sekitar tiga jam langsung merubung keduanya.
Pemandangan yang muncul tidak berubah: Jokowi berada di tengah, dikerumuni juru kamera dan wartawan yang mengajukan pertanyaan bertubi-tubi. Beragam pertanyaan mengemuka, mulai dari isi pertemuan dengan Basuki hingga siapa saja nanti menteri di kabinetnya.
Dengan senyum simpul, seolah-olah merahasiakan sesuatu, Jokowi meladeni pertanyaan wartawan. "Tadi rapat kecil dengan Pak Wakil Gubernur. Permintaan Pak Wakil Gubernur untuk DKI banyak, enggak bisa disebutkan," ujarnya.
Apakah perlu penggantian kepala dinas? Apakah nanti ada pengarahan untuk para pejabat? ”Ganti kepala dinas urusan gubernur yang nanti, ya. Pengarahan, kalau perlu, ya, dilakukan. Tadi kami juga sudah panggil sekretaris daerah, kepala dinas, kepala badan, hanya perlu beberapa saja,” tuturnya.
Di sisi lain, Basuki mengaku gembira bisa bicara empat mata dengan Jokowi. Saat Jokowi berstatus non-aktif, koordinasi keduanya mengurus Jakarta sebatas dilakukan lewat telepon atau pesan melalui BlackBerry Messenger. Secara pribadi, Basuki telah mengucapkan selamat kepada Jokowi atas terpilihnya sebagai presiden 2014-2019.
Selama pertemuan itu, Basuki seolah mencurahkan semua hal yang dihadapi selama mengurus Jakarta sendirian. ”Aku ini beruntung, bisa ngobrol berdua dengan presiden terpilih. Tadi aku minta ke Pak Jokowi untuk hadir di rapat paripurna biar bisa tanda tangan. Kalau aku, kan, sekarang wakil gubernur, jadi enggak bisa tanda tangan,” tuturnya.
Basuki juga menceritakan soal kerja sama dengan Nusa Tenggara Timur, kelanjutan proyek monorel, pengajuan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018, dan usulan pencabutan bahan bakar subsidi khusus untuk wilayah Jakarta.
”Beliau bilang, nanti kalau sudah jadi presiden, akan mendukung semua gubernur. Banyak alokasi dana untuk daerah,” kata Basuki.