Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Pesan Berantai Demo Tolak Ahok Jadi Gubernur Hanya "Hoax"

Kompas.com - 04/08/2014, 12:25 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pesan berantai yang berbunyi aksi unjuk rasa sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk menentang Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Senin (4/8/2014) ini tidak terbukti kebenarannya.

Pengamatan Kompas.com di Balaikota Jakarta hingga Senin sekitar pukul 12.00, sama sekali tidak ada pergerakan massa. Demikian juga dengan pengamanan. Sama sekali tak ada kehadiran petugas kepolisian. Hanya tampak beberapa petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja. Itu pun merupakan petugas yang secara rutin bertugas di Balaikota.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa sejumlah ormas bakal menggeruduk Balaikota Jakarta untuk menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kabar itu tersebar melalui pesan singkat BlackBerry.

Dalam pesan itu ditulis, akan ada 12 ormas yang akan melakukan aksi unjuk rasa dalam rangka penolakan terhadap Ahok. Pesan itu juga menuliskan estimasi massa sebanyak 500 hingga 1.000 orang yang akan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk kemudian melakukan aksi long march ke Balaikota Jakarta, tempat Ahok berkantor.

Tak hanya itu, beberapa tokoh partai juga "dicatut" dalam pesan itu. Tokoh-tokoh itu disebut sebagai pihak yang berada "di balik" aksi unjuk rasa ini, seperti Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Abraham Lunggana atau Haji Lulung, politisi PKS yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana, Ketua Umum FPI Habib Rizieq, serta Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik.

Saat Kompas.com mengonfirmasi perihal ini kepada M Taufik, ia membantahnya. Pesan singkat ini, lanjut dia, dibuat dan dikirim oleh pihak tidak bertanggung jawab.

"Enggak benar itu. Saya sudah konfirmasi ke semua nama yang ada di pesan itu, sama ketua ormasnya juga, mereka malah bilang enggak tahu tuh. Dijamin besok tidak ada demo di Balaikota," kata Taufik, Minggu (3/8/2014) malam.

Baca: Jangan Percaya Pesan Berantai Demo Tolak Ahok!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com