Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penumpang Commuter Line, Naik Lebih Awal Tetap Saja Sampainya Lambat

Kompas.com - 08/08/2014, 14:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Banyak keluhan yang dilontarkan oleh pengguna rutin Commuter Line jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengenai kinerja kereta yang ditumpanginya. Kebanyakan, mereka mengeluh soal keterlambatan yang sering terjadi.

Seperti yang disampaikan oleh Arif Rohman, pengguna Commuter Line Bekasi-Jakarta Kota pagi ini dari Stasiun Bekasi. Biasanya, kereta yang ia tumpangi cenderung tepat waktu. Kereta jadwal 07.55 yang biasa dia naiki tiba di Stasiun Bekasi sekitar 15 menit sebelum jadwal dan berangkat tepat waktu.

"Hampir tiap hari tepat waktu," ujar Arif di Stasiun Bekasi, Jumat (8/8/2014).

Namun, ada hal lain yang menjadi persoalan. Walau tiba tepat waktu, kereta yang ia tumpangi tidak sampai ke stasiun tujuan sesuai jadwal. Perjalanan kereta Bekasi pada pagi hari cenderung sering tertahan ketika mencapai Stasiun Klender.

Arif menjelaskan, tiap harinya dia transit di Stasiun Manggarai untuk lanjut menaiki kereta jurusan Bogor. Dari Stasiun Bekasi sampai Stasiun Manggarai, ada tujuh stasiun yang dilewati.

Adapun stasiun yang dilewati yakni Stasiun Bekasi, Stasiun Kranji, Stasiun Cakung, Stasiun Klender Baru, Stasiun Buaran, Stasiun Klender, Stasiun Jatinegara, dan Stasiun Manggarai.

Perjalanan dengan KRL Bekasi pada pagi hari relatif lancar. Namun, kelancaran itu hanya dirasa sampai Stasiun Klender. Menurut dia, waktu yang ditempuh dari Stasiun Bekasi sampai Stasiun Klender lebih kurang 10-15 menit.

Namun, waktu yang ditempuh dari Stasiun Klender ke Stasiun Manggarai malah memakan waktu hampir sejam. Padahal jaraknya lebih pendek. "Bekasi ke Klender itu lewati lima stasiun dan makan waktu sekitar 10-15 menit, tetapi Klender ke Manggarai bisa hampir satu jam. Padahal hanya 3 stasiun saja yang harus dilalui," ujarnya.

Hal ini karena Stasiun Klender sudah mulai masuk kategori kawasan stasiun besar seperti Jatinegara dan Manggarai. Antrean kereta semakin banyak. Kereta dari Bekasi sering kali tertahan selama beberapa menit karena harus menunggu giliran dengan kereta lain.

Pengguna KRL lain, Yani, juga mengatakan hal yang sama. Kereta Bekasi memang sudah tepat waktu. Namun, dalam perjalanannya, sering tertahan karena ada antrean kereta lain. Yani saat ini malah menyangsikan efektivitas Commuter Line sebagai transportasi umum yang dipercaya paling cepat.

Menurut dia, Commuter Line memang cepat. Namun, keterlambatan, tertahannya kereta, penumpukan penumpang, serta banyaknya antrean menyebabkan Commuter Line tidak bisa disebut angkutan cepat.

"Kereta memang cepat. Tapi keterlambatan, sering tertahan, itu yang bikin lambat. Parahnya, masalah seperti itu sulit diprediksi. Jadi walau kita naik kereta lebih awal, bisa jadi tetap lambat juga sampainya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com