Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dianggap Melenceng, Dishub Tidak Akan Mengubah Operasional APTB

Kompas.com - 19/08/2014, 19:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengatakan bahwa sistem operasional bus angkutan perbatasan terintrgrasi bus Transjakarta (APTB) tidak akan diubah dari yang ada saat ini.

Ia menilai sistem sekarang sudah tepat karena penumpang tidak perlu lagi naik turun untuk berganti bus. Menurut Akbar, layanan APTB mengadopsi sistem yang diterapkan di Guangzhou, Tiongkok.

Dalam sistem Guangzhou, bus dari kota penyangga tetap bisa masuk ke dalam kota dan beroperasi bersamaan dengan bus dalam kota.

"Saya cenderung menggunakan model Guangzhou karena penumpang itu seminim mungkin tidak pindah kendaraan. Kami harus mengurangi jumlah transfer antar angkutan umum," kata Akbar, di Balaikota Jakarta, Selasa (19/8/2014).

Akbar menjelaskan bahwa pada prinsipnya ada dua sistem yang diterapkan pada angkutan perbatasan. Yang pertama adalah sistem Guangzhou, dan sistem Bogota, Kolombia. Pada sistem Bogota, kata dia, bus hanya mengantarkan penumpang sampai ke pinggir kota.

Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus dalam kota. Sistem ini lah yang digunakan saat APTB pertama kali diterapkan pada 2012 lalu.

"Dalam sistem Bogota itu contohnya misalnya dari Bogor menuju Tanah Abang, ketika sudah menemui halte Transjakarta, maka busnya akan berbalik kembali. Kemudian penumpangnya lanjut naik Transjakarta," kata pria lulusan Leeds University, Inggris itu.

Sebelumnya, pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Izul Waro menilai operasional layanan bus APTB yang diterapkan saat ini sudah melenceng dari tujuan awal.

Sebab, saat ini APTB sudah ikut masuk ke dalam kota yang seharusnya menjadi milik Transjakarta. Izzul menganggap pengoperasian APTB yang masuk ke dalam kota dan menggunakan busway justru mengganggu layanan Transjakarta. Karena APTB masih sering berperilaku layaknya angkutan umum reguler, yakni mengetem.

"Jadi, APTB seharusnya tidak masuk ke dalam kota. Idealnya cukup sampai pinggir kota Jakarta. Kemudian penumpang melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta," kata Izzul saat dihubungi, Sabtu (16/8/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com