Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mampang: Masa dari Rumah Sendiri, Kini Harus Sewa

Kompas.com - 20/08/2014, 15:40 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga korban penertiban bantaran Kali Mampang mengakui kelaikan kondisi rusunawa Komarudin. Mulai dari luas rumah, fasilitas air, sampai keamanan tampak  memenuhi keinginan warga.

Akan tetapi, ketika Kepala Pengelola Rusun Komarudin Sayid Ali menjelaskan yang dimaksud dengan "rusunawa", wajah mereka tidak seantusias sebelumnya. Sayid menjelaskan, rusun Komarudin berstatus sewa, sehingga tidak dapat dibeli dan dimiliki perorangan.

"Jadi ini sebenarnya pemerintah punya kontrakan banyak terus disewain ke kita. Ya nanti dulu deh saya rembukan sama anak-anak saya dulu," kata Indi (55), warga RT 10 RW 10, Tegal Parang yang kontrakannya habis terkena penertiban, di Rusun Komarudin, Rabu (20/8/2014).

Hal senada diutarakan oleh beberapa warga lainnya. "Sampai seterusnya ya ngontrak terus ini. Padahal, di sana (Mampang), rumah milik sendiri. Ngomong sama suami dulu deh mau atau nggak (pindah ke rusun)," kata Cicih, warga RT 10 RW 5 Tegal Parang.

Pemprov DKI Jakarta memberikan keringanan pada warga korban penertiban Kali Mampang berupa sewa rusun Komarudin gratis selama enam bulan. Sehabis itu, warga harus membayar harga sewa yang besarannya berbeda-beda, sesuai lantai yang ditempati.

"Lantai 1 yang tadi kita lihat itu sebesar Rp 234.000 per bulan. Lantai 2, Rp 212.000 per bulan. Lantai 3, Rp 192.000 per bulan. Lantai 4, Rp 173.000 per bulan. Yang paling atas, lantai 5, Rp 156.000 per bulan," kata Sayid.

Besaran yang ia sebutkan di atas merupakan tarif terprogram. Sementara itu, untuk tarif penyewa umum, besarannya lebih mahal, contohnya unit di lantai 1 disewakan sebesar Rp 508.000 per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com