Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gue, Presiden RI 2019 dari Gerindra

Kompas.com - 22/08/2014, 11:03 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, ia taat pada konstitusi yang berlaku terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU).

Meskipun berasal dari Partai Gerindra, ia mengaku tidak menghadapi sebuah dilema. Di satu sisi, ia akan naik menjadi gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Joko Widodo sebagai presiden terpilih.

Di sisi lainnya, gugatan Prabowo selaku Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra atas sengketa Pilpres 2014 ditolak MK dan gagal menjadi presiden RI periode 2014-2019.

"Gerindra seharusnya bangga dong punya gubernur DKI. Nanti presiden RI 2019-nya dari Gerindra, tunggu gue. He-he-he...," kata pria yang biasa disapa Ahok itu seraya terkekeh di Balaikota Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Saat ditanya kesiapan dia menjadi gubernur DKI, dengan lugas, Ahok menegaskan bahwa dari dulu ia sudah siap menjadi gubernur DKI, bahkan presiden RI.

Ahok, yang hari ini mengenakan baju sadariah, terlihat tidak begitu terpengaruh dengan putusan MK yang secara otomatis memastikan dia menjadi orang nomor 1 di DKI Jakarta.

Sikapnya juga tidak berubah ketika melayani pertanyaan wartawan dan ajakan warga untuk berfoto bersama.

Seperti yang tampak, seusai memberikan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di ajang SEA Games XXVII/2013 dan Paragames VII tahun 2013 Myanmar di Balaikota Jakarta, Ahok menuruti satu per satu ajakan para atlet muda itu untuk ber-selfie.

"Saya selfie dulu nih," kata Ahok kepada wartawan.

Sementara itu, suasana di Balaikota Jakarta semakin kondusif. Tingkat pengamanan di gedung tempat bekerja Jokowi-Basuki tidak seketat pengamanan saat putusan MK atas sengketa PHPU, Kamis (21/8/2014) kemarin.

Aparat kepolisian dari Satuan Brimob sudah ditarik sejak pagi tadi. Aparat keamanan dari unsur TNI AD sudah diturunkan jumlahnya dari tiga kompi menjadi satu kompi. Aparat kepolisian dari Satuan Brimob sudah ditarik sejak pagi tadi, kemudian aparat keamanan dari unsur TNI AD sudah diturunkan jumlahnya dari tiga kompi menjadi satu kompi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com