Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maut Mengintai di Pelintasan KA Stasiun Pasar Minggu

Kompas.com - 25/08/2014, 11:12 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pelintasan kereta api Stasiun Pasar Minggu, tepatnya di Jalan Masjid Al Mukmin, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, membahayakan pengguna jalan.

Bagaimana tidak, pelintasan ini selalu ramai dan penuh sesak dengan ratusan sepeda motor, pejalan kaki, maupun pedagang kaki lima (PKL). Kendati alarm pintu pelintasan sudah berbunyi keras, kemacetan di lokasi tersebut tak kunjung terurai.

Seperti yang terjadi pada Senin (25/8/2014) ini, pemandangan rawan kecelakaan tersebut kembali terulang seperti hari-hari yang lalu.

Layaknya hari-hari sebelumnya, ratusan pengendara sepeda motor maupun pejalan kaki terlihat mulai melintasi Jalan Masjid Al Mukmin mulai dari sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.

Warta Kota yang berada di lokasi melihat setidaknya antrean sepeda motor hanya menyisakan ruang setapak bagi pejalan kaki, sementara seluruh ruang jalan selebar sekitar empat meter terlihat dipenuhi oleh sepeda motor yang panjang mengantre dan saling mendahului untuk melintas.

Kondisi macet yang kerap tidak bergerak tersebut pun tak ayal mengancam keselamatan para pengguna jalan. Sebab, lalu lintas KRL Commuter Line Jakarta-Bogor dimaksimalkan dengan rentang waktu lintasan hanya sekitar 15 menit per rangkaian pada pagi hari.

Alhasil, riuhnya teriakan hingga makian pun acap kali terdengar dari para pemotor yang panik terjebak di tengah pelintasan.

Tidak jarang beberapa pemotor harus keluar jalur dan berhamburan untuk menyelamatkan diri menepi di sisi rel hingga rangkaian KA melintas.

Walau peristiwa tersebut terjadi sepanjang pagi maupun sore hari, tidak terlihat adanya anggota kepolisian ataupun Dinas Perhubungan yang mengatur lalu lintas di sekitar lokasi.

Beberapa warga setempat yang justru terlihat sibuk mengatur dan mengurai jalan tersebut, yang merupakan rute alternatif bagi warga dari wilayah Jakarta Timur untuk menuju Pancoran tanpa harus melintasi Jalan Raya Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Ya mau gimana lagi, kita yang harus turun tangan sendiri. Kalau enggak, bisa setiap hari laka kereta kali di sini," jelas Usman (45), warga RT 10 RW 05 Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang terlihat sibuk mengatur kemacetan.

Bersama sekitar empat orang warga lainnya, Usman yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Sebab, menurut dia, selain mengancam jiwa, akses warga setempat sangat terganggu.

"Penyebabnya (macet) ada banyak, mulai dari ojek liar, melawan arah, PKL, sampai membeludak begini. Ya maunya kita supaya beres semuanya, karena yang kita takutin justru ada yang jadi korban, rawan banget soalnya," kata dia. (Dwi Rizki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com