Menurut keterangan nenek korban, Kt (61), kejadian yang menimpa MNR terjadi pada Kamis (21/8/2014), saat jam sekolah berlangsung.
Menurut Kurniati, Dy, guru agama yang melakukan pemukulan mengatakan cucunya saat itu melempari penghapus hingga mengenai pelajar lainnya. Pelajar yang dilempari sang cucu berinisial Sc.
Setelahnya, ketika jam istirahat, sang cucu disebut masuk ke dalam kelas dan memukul-mukul meja. MNR kembali membuka ikat pinggang, dan memutar-mutarkannya namun tak sampai mengenai teman kelasnya.
Saat itulah, Dy memukul MNR. "Dipukul sampai jontor bibirnya, iya sampai berdarah," ujar Kt, saat ditemui di kediamannya yang tak jauh dari belakang sekolah, Senin (25/8/2014).
Putra bungsu pasangan HS (42) dan Mu (40) lantas pulang. MNR, pulang ke rumahnya yang tak jauh dari rumah sang nenek.
Di sana, MNR menangis sendiri saat kedua orangtuanya masih berada di tempat kerja. Kebetulan Kt yang mendatangi rumah menantunya itu mendapati sang cucu tengah menangis. "N kenapa?, 'aku dipukul sama Pak Dy," jawab MNR.
Mendapat laporan tersebut, Kt kembali mendatangi sekolah mencari Dy. Setelah bertemu, dia menanyakan guru itu mengapa melakukan kekerasan fisik kepada cucunya. "Apakah enggak ada hukuman lain, saya lebih senang cucu saya disuruh lari keliling lapangan, disuruh siram pohon, atau siram WC. Karena itu menghukum sambil mendidik," ujar Kt kepada Dy.
Dy lantas menjawabnya. "Kalau cucu ibu nakal sekali lagi, saya keluarkan dari sekolah boleh?," tanya Dy.
Kt mengaku tidak ada perkataan maaf dari guru yang telah memukuli cucunya. Ia mengatakan kepada Dy, bersedia jika cucunya dikeluarkan. "Keluarin saja, memang sekolah hanya di sini saja. Sekolah banyak," ujar Kt.
Kt mengatakan bahwa cucunya itu tak hanya dipukuli satu kali. Beberapa pukulan dari guru itu juga mendarat di punggung cucunya. "Di punggung ada bekas merah telapak tangan. Tapi ini saya belum cerita ke ayahnya, karena takut ngamuk, nanti malah panjang. Saya langsung kasih minyak telon, biar hilang," ujarnya.
MNR membenarkan ia dipukuli oleh gurunya. "Lagi habis istirahat. Lagi bercanda langsung digampar. Tiga kali, satu di muka satu di punggung," kata MNR. Dy, kata MNR, memperingati untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Kt mengakui, memang cucunya sedikit jahil. Hal yang sama diungkapkan ibu korban, Mu. Namun, Kt mengaku, tidak terima jika cucunya diperlakukan dengan kekerasan fisik. Meski demikian, permasalahan ini telah diselesaikan oleh orangtua MNR dengan guru yang bersangkutan.
Dengan catatan, guru diminta tidak lagi "ringan tangan". "Sudah diselesaikan. Aku ambil positifnya. Tapi bila kejadian itu terjadi lagi tidak hanya pada anak saya, tapi pada yang lain juga, saya bakalan usut," ujar Mu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.