Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Ulang Tahun Terakhir dari Ramdanto...

Kompas.com - 02/09/2014, 06:05 WIB
BEKASI, KOMPAS.com - Pilot penerbangan Garuda Indonesia, Ramdanto Purnama (43), meninggal seusai menerbangkan pesawat rute Lombok-Bima, Minggu (31/8/2014). Ada pesan ulang tahun terakhir yang sempat dia ketikkan di layanan pesan telepon genggamnya, pada hari itu.

"Selamat ulang tahun AA Mufid," ujar adik Ramdanto, Rahmawati Fahrida Arif, menirukan ulang isi layanan pesan berisi ucapan ulang tahun terakhir itu, Senin (1/9/2014). Pada tanggal Ramdanto meninggal, ternyata adalah hari ulang tahun anak kedua pilot ini, Maulana Mufid.

Maulana adalah siswa kelas 3 SMP, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak Maulana, Safian Rifqi Purnama, masih duduk di bangku kelas 1 SMA, sementara si bungsu bernama Sifah Raisa baru memasuki Taman Kanak-Kanak.

Rahmawati mengatakan terakhir kali bertemu dengan kakaknya pada Lebaran yang baru saja lewat. Selama ini dia tinggal di daerah Citayam, Depok, Jawa Barat. Kabar meninggalnya Ramdanto mengejutkan dia karena tak pernah terdengar kakakanya itu sakit.

"Sebelumnya (Ramdanto) tidak ada penyakit apa-apa. Justru ibu yang penyakit jantung. Kata kakak saya (Yusuf) katanya (almarhum saat itu) kena serang jantung mendadak," kata Rahmawati, bungsu dari tiga bersaudara dengan Ramdanto sebagai anak sulung.

Ramdanto, menurut Rahmawati, adalah sosok supel dengan hobi memancing. Dia bahkan masih punya janji mengajak tetangga di sekitar rumahnya di Bekasi, Jawa Barat. "Jiwa sosialnya tinggi. Setiap kalau ketemu orang selalu disapa. Orangnya bersahabat, bersahaja," ucapnya.

Rahmawati menuturkan, Ramdanto adalah alumnus SMA 1 Budi Utomo, Jakarta Pusat. Lelaki kelahiran 5 November 1971 itu memulai karier sebagai pilot lewat penerbangan Merpati, setelah menyelesaikan sekolah pilot, hingga sampai ke posisi kapten pilot. Baru tujuh bulan, Ramdanto menjadi pilot di Garuda Indonesia.

Pesawat GA 4032 berpenumpang 70 orang yang dipiloti Ramdanto untuk terakhir kali, Minggu siang, lepas landas dari Bandara Internasional Lombok dengan tujuan pendaratan Bandara Sultan Salahudin, Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Kapten Rhamdanto dinyatakan meninggal di rumah sakit Sari Farma setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan," ujar Pujobroto, VP Corporate Communications Garuda Indonesia, dalam keterangan tertulis, Minggu. Jenazah Ramdanto yang diterbangkan dari Bima ke Jakarta, tiba di rumah duka di Jati Asih, Bekasi, pada Senin sekitar pukul 09.20 WIB.

(Rahmat Patutie/Hasanudin Aco)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com