Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Tak Memuaskan, Ahok Pecah Dinas PU

Kompas.com - 16/09/2014, 08:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memecah Dinas Pekerjaan Umum menjadi Dinas PU Tata Air dan Dinas PU Bina Marga (jalan). Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan, pemecahan itu membuat para PNS Dinas PU lebih fokus bekerja dalam bidangnya masing-masing. Selain itu, ia juga berharap berbagai program unggulan DKI terkait infrastruktur cepat direalisasi.

"Persoalan jalan sama sungai itu kan terlalu besar, idealnya memang ada satu dinas fokus untuk mengurusi air dan urus jalan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (15/9/2014).

Nantinya, suku dinas akan fokus untuk membenahi jalan-jalan serta saluran air di kampung. Untuk perumahan, merupakan tupoksi (tugas pokok fungsi) Dinas PU DKI. Menurut Basuki, di Dinas PU Tata Air saja, banyak tugas yang harus diselesaikan. Mulai dari pengendalian banjir, pengendalian limbah, serta pengendalian pantai.

Sedangkan untuk Dinas PU Bina Marga, akan ada empat bidang pokok yang harus diurusi. Yakni pengembangan jalan strategis, jalan inspeksi, jalan khusus, dan fly over. Basuki berharap, pemecahan Dinas PU itu dapat merealisasikan keinginannya untuk menambah rasio jalan Ibu Kota.

"(Penambahan jalan) Itu yang dituntut para pengamat. Kan kita sudah bikin jalan inspeksi, termasuk kita mau bangun flyover, underpass, pengelolaan jaringan utilitas, dan pengendalian area pengembang," ujar Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu memiliki tugas khusus pada Dinas PU Bina Marga. Ia menginginkan kinerja Dinas PU Bina Marga lebih gesit, terutama mengejar kewajiban fasos fasum para pengembang.

Basuki menjelaskan, ada sekitar 3.000 pemegang surat izin penunjukkan penggunaan tanah (SIPPT) yang jadi sasaran. "Mereka (pemegang SIPPT) belum mau menyerahkan fasos fasum dan marka jalan ke kita. Makanya ini tugas Dinas PU Jalan buat kejar mereka, saya tanya komitmen Dinas PU gimana sanggup enggak mengerjakan tugas ini," tutur alumnus Geologi Universitas Trisakti itu.

Rencananya, pemecahan Dinas PU itu akan berjalan mulai Januari 2015 mendatang. Pemilihan Kepala Dinas-nya termasuk ke dalam perombakan massal PNS DKI pada Desember mendatang. Pemecahan Dinas PU ini berdasar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com