Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Kalimalang Hitam, Warga Sekitar Khawatir Ganggu Pasokan Air PAM

Kompas.com - 30/09/2014, 13:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga di sekitar bantaran Kalimalang merasa khawatir dengan dugaan pencemaran air kali tersebut yang mengotori air sejak Selasa (30/9/2014) pagi. Warga khawatir, air yang kotor itu akan mengganggu suplai air kepada para pengguna PAM.

"Kami khawatir bisa ganggu PAM, seumur hidup tinggal di sini, saya baru lihat yang item kayak gini. Biasanya sekotor-kotornya enggak gini," kata Wiwi (37), warga yang tinggal sejak lahir di RT 04 RW 11, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Selasa siang. [Baca: Air Kalimalang Mendadak Berubah Hitam]

Wiwi khawatir, pencemaran ini bisa membuat air PAM yang disuplai dari Kalimalang, bisa berbau dan keruh. Ia berharap pemerintah cepat merespons kejadian ini.

"Kalau dibiarkan bakalan mengganggu lingkungan, pencemarannya bisa tambah meluas," ujar Wiwi. [Baca: Air di Kalimalang Jadi Hitam, Warga Memancing Ikan "Mabuk"]

Senada dengan Wiwi, Tuti Mustika (40) warga RT 04 RW 11 yang berbatasan dengan Kalimalang juga khawatir pencemaran ini akan mengganggu kesehatan pengguna air PAM. Meski tak menggunakan PAM, Tuti mengatakan, banyak keluarganya yang bergantung pada PAM.

"Saya khawatir buat kesehatan keluarga, karena keluarga saya itu pakai PAM semua," ujar Tuti. "Kita mikir sebagai manusia awam, kalau udang dan ikan saja mabok, bagi para pengguna PAM ngeri juga ya," ujar Tuti.

Lukman Abidin, warga RT 02 RW 10 Cipinang Melayu mengatakan kejadian ini mesti segera ditangani pemerintah DKI dan Bekasi. Sebab, kata dia, kasus semacam ini sering terjadi.

"Saya selaku warga Kalimalang yang lahir di sini, sangat protes keras atas pencemaran Kalimalang untuk pembuangan limbah. Karena air Kalimalang itu kan buat konsumsi publik, PAM, masjid, gereja dan lain-lain. Bahkan rumah tangga juga pakai ini," ujar pria yang juga tokoh masyarakat Cipinang Melayu itu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com