Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sea World Stop Operasi, Restoran Kehilangan Omzet Jutaan Rupiah Per Hari

Kompas.com - 01/10/2014, 17:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah restoran yang membuka gerai di dalam Sea World, Ancol, Jakarta Utara, kehilangan omzet penjualan akibat terhentinya operasional tempat rekreasi itu.

Sejak akhir pekan lalu, manajemen Ancol menutup Sea World bagi pengunjung karena masalah sengketa perjanjian pengelolaan.

Chistian Setiawan (33), store manager sebuah gerai restoran cepat saji di dalam Sea World, mengaku kehilangan omzet rata-rata pada hari normal sebesar Rp 2.000.000 per hari. [Baca: Sudah Beli Tiket via "Online", Ternyata Sea World Stop Operasi]

Pada akhir pekan, gerai ini biasa memperoleh omzet di atas Rp 10 juta. Menurut Christian, restoran cepat saji itu dapat kehilangan 95 persen dari omzet pendapatan.

"Tentu kerugiannya ya omzetnya itu. Kan nol sekarang jadinya. Ada sih pendapatan, hanya yang makan karyawan yang di sini saja," kata Christian saat ditemui di lokasi, Rabu (1/10/2014). [Baca: Ini Sengketa yang Membelit Ancol sehingga Wahana Sea World Ditutup]

Untuk hari ini, karyawan Sea World yang membeli makan di tempatnya hanya dua orang. Jumlah itu jauh dari rata-rata pembeli yang datang di situasi normal mencapai 100 orang. Menurut dia, pengunjung terakhir kali boleh masuk ke tempat rekreasi bawah laut itu pada Sabtu pekan lalu.

Sejak hari pertama pada pekan ini sampai dengan sekarang, sudah tidak ada pengunjung lagi. Meski demikian, dia mengaku tetap beroperasi sampai ada keputusan dari atasannya. "Kami tidak ada perubahan," ujarnya.

Sementara itu, Nengahyanti Asmadani (20), pekerja di restoran cepat saji lainnya, mengungkapkan hal senada. Dia kehilangan omzet Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 dari pemasukan rata-rata biasanya. "Pendapatan hari ini nol," ujar dia.

Untuk diketahui, terhitung Sabtu (27/9/2014) lalu, PT Pembangunan Jaya Ancol menutup operasional wahana rekreasi Sea World yang dikelola PT Sea World Indonesia. Penutupan itu terkait masalah sengketa kontrak perjanjian antara kedua belah pihak.

Kuasa hukum PT Pembangunan Jaya Ancol, Iim Zovito Simanungkalit, mengatakan, ada perjanjian yang disepakati antara Ancol dan Sea World terkait pengelolaan Underwater Sea World. Dalam perjanjian yang dibuat tahun 1992 itu, Sea World mengelola wahana tersebut hingga Juni 2014 lalu.

Akan tetapi, Sea World dianggap tidak mematuhi perjanjian itu dan tetap beroperasi secara komersial. [Baca: Ancol Tutup Wahana Rekreasi Sea World, Ini Sebabnya]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com