Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Geram kepada Pemilik Sea World, Lippo Group

Kompas.com - 02/10/2014, 14:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku geram kepada manajemen Sea World yang tidak mematuhi peraturan yang telah disepakati dengan PT Pembangunan Jaya Ancol. Menurut Basuki, kontrak build operate transfer (BOT) yang dimiliki Sea World sudah kedaluwarsa.

"Itu penafsiran lucu dari Sea World. Mereka BOT selama 25 tahun, ada opsi sambung (kontrak) 20 tahun. Penafsiran kami, setelah 25 tahun, (pengelolaan Sea World) balik ke kami enggak? Balikin dulu dong. Tafsir mereka tidak dikembalikan, tambah 20 tahun, baru dikembalikan ke kami, mana masuk akal begitu," kata Basuki geram, di Balaikota Jakarta, Kamis (2/10/2014).

Perjanjian BOT yang dilanggar oleh manajemen Sea World itu kemudian dibawa oleh PT Pembangunan Jaya Ancol ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Basuki mengatakan, BANI sepakat dengan tafsiran PT Pembangunan Jaya Ancol sebagai BUMD DKI. [Baca: Sudah Beli Tiket via "Online", Ternyata Sea World Stop Operasi]

Hal lain yang membuat Basuki semakin geram ialah setelah PT Pembangunan Jaya Ancol mengambil alih kawasan itu, Sea World tidak mau beranjak. "Ya sudah, kami bubarkan dan ambil alih (lahan Sea World). Dia malah enggak mau pergi, ya sudah ditutup saja," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku geram dengan pemilik Sea World, Lippo Group. Ia mengaku tidak menyukai cara grup itu berbisnis. Terlebih lagi, hingga saat ini, Sea World masih merespons pelayanan tiket online bagi para pengunjung. Padahal, PT Pembangunan Jaya Ancol sudah menutup Seaworld.

"Makanya, kami kirim surat saja ke pengadilan, suruh sita aset. Lahan di sana punya kami. Lippo Group sudah BOT 25 tahun, masa bandel banget begitu sih? Lippo Group tuh begitu main politiknya. Saya minta Ancol bereskan masalah ini," kata Basuki kesal.

Dalam perjanjian yang dibuat tahun 1992, Sea World mengelola wahana akuarium raksasa itu hingga Juni 2014. Namun, Sea World dianggap tidak mematuhi perjanjian dan tetap beroperasi secara komersial.

Mulai Sabtu (27/9/2014), PT Pembangunan Jaya Ancol terhitung telah menutup operasional Sea World, yang dikelola PT Sea World Indonesia oleh Lippo Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com