Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Tanggul Laut Dimulai

Kompas.com - 08/10/2014, 16:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tanggul laut raksasa akan mulai dibangun Kamis (9/10) besok. Pengerjaan ini diawali dengan membangun tanggul tipe A sepanjang 32 kilometer dari barat hingga timur pesisir utara Jakarta. Proyek tanggul ini ditargetkan rampung dalam waktu tiga tahun.

Tanggul tipe A bagian dari megaproyek tanggul laut raksasa yang disebut juga sebagai proyek Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, kajian NCICD tipe A sudah selesai. ”NCICD tipe A sudah tidak memerlukan kajian ulang karena ada di bagian dalam. Yang masih perlu dikaji ulang adalah NCICD tipe B, yang berbentuk seperti garuda itu,” kata Basuki, Selasa (7/10), di Jakarta.

NCICD tipe A merupakan bagian dari proyek NCICD yang mencakup peninggian dan penguatan tanggul laut di pantai utara sepanjang 32 kilometer dan pemasangan stasiun pompa. Pemprov DKI Jakarta mendapat bagian membangun 8 kilometer. Alokasi dana yang disiapkan sebanyak Rp 1,6 triliun dari dana APBD 2015.

Basuki menjelaskan, pemasangan tiang pancang (ground breaking) NCICD tipe A akan dimulai di sisi timur Waduk Pluit. Warga yang masih menghuni lokasi tersebut akan dipindahkan ke sejumlah rumah susun, seperti di Muara Baru, Daan Mogot, atau di Luar Batang.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Andi Baso mengatakan, tanggul yang akan dibangun di sisi timur Waduk Pluit menempel di daratan, tidak di perairan.

”Pengerjaannya dibagi-bagi, sesuai tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab pemerintah dibagi dua, pusat dan provinsi. Adapun tanggung jawab pengembang, ya, pengembang yang mengerjakan. Kalau swasta, ya, swasta,” ujarnya.

Kritik dapat diakomodasi

Menurut Andi, NCICD ini sangat diperlukan untuk menyelamatkan Jakarta dari bencana hidrologi. Menanggapi kritik tentang kerusakan ekosistem, dia mengatakan, setiap orang berhak berpendapat, bergantung pada cara melihatnya.

Senada dengan Andi, Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani mengatakan, sosialisasi proyek ini masih kurang. Ia memahami kritik yang masuk dari berbagai pihak. Kritik tersebut dijadikan masukan berharga untuk perencanaan proyek. Dalam waktu dekat, Pemprov DKI berencana menggelar dialog dengan mengundang pakar dan pemangku kepentingan.

”Kami memaklumi kritikan dan masukan yang ada. Kami berusaha mengakomodasi, sejauh itu memungkinkan untuk perbaikan. Semua itu kami anggap sebagai konsekuensi demokrasi di Indonesia,” kata Handayani.

Desain teknis tanggul laut raksasa dibuat dengan bantuan tenaga ahli dari Belanda. Selain itu, tim ahli dari Indonesia juga terlibat membantu menajamkan desain. Konsep ini juga dibandingkan dengan tanggul laut di sejumlah negara yang memiliki proyek serupa.

Solusi teknik

Ahli hidrologi dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Firdaus Ali, berpendapat, tanggul laut raksasa menjadi salah satu solusi mengurangi dampak buruk akibat penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut. Penurunan tanah rata-rata 10 sentimeter per tahun, sementara muka air laut naik 5-6 milimeter per tahun.

Menurut Firdaus, elevasi muka tanah di Jakarta Utara relatif rendah, bahkan beberapa lokasi berada 1,87 meter di bawah permukaan air laut. Tanggul menjadi alternatif teknik menekan risiko bencana hidrometeorologi.

”Biaya pembangunannya relatif tinggi, bisa mencapai Rp 400 triliun atau lebih, tetapi fungsinya bisa dikombinasikan untuk infrastruktur perkotaan dan waduk lepas pantai. Selain itu, keberadaannya juga bisa menambah air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga,” katanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com