Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistem Mangrove dan Angke Terancam Pembangunan Tanggul Laut Jakarta

Kompas.com - 13/10/2014, 16:41 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

Sumber KOMPAS
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan tanggul laut raksasa dari Bekasi hingga Tangerang tak hanya akan menggusur belasan ribu warga nelayan. Megaproyek itu dipastikan mengancam ekosistem mangrove dan mengubah habitat alami burung-burung migran yang rutin singgah ke hutan terakhir di utara Jakarta itu.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum, inisiator proyek itu, diminta membuka detail rancangan pembangunan. Apalagi, ekosistem mangrove berada di kawasan konservasi Suaka Marga Satwa Muara Angke yang dilindungi undang-undang.

”Kami memberi syarat harus tetap ada sirkulasi laut. Kalau tidak, kami tidak setuju (pembangunan tanggul),” kata Sonny Partono, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Sabtu (11/10/2014), di Jakarta.

Hingga kini, Sonny belum mengetahui proyek itu apakah telah dilengkapi analisis mengenai dampak lingkungan atau dokumen lingkungan. Ia juga mengatakan, di utara Jakarta terdapat Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke seluas 25 hektar.

SM Muara Angke adalah benteng terakhir penyangga kehidupan alami Jakarta. Organisasi pelestarian burung dunia, Birdlife International, mengategorikan Muara Angke daerah penting bagi burung.

Menurut Sonny, ia belum pernah dimintai masukan atas proyek senilai Rp 500 triliun yang dimulai tahun ini. Ia menegaskan, SM Muara Angke harus dipertahankan dan dilestarikan.

”Belum pernah ada (pengajuan perubahan peruntukan/fungsi hutan) dan kami tidak akan setuju. SM Muara Angke itu satu-satunya daerah (hutan konservasi) di ibu kota negara. Luasnya tinggal sedikit. Kalau mau diubah dan dikurangi lagi, maaf saja. Tidak setuju,” katanya.

Pakar mangrove Institut Pertanian Bogor yang aktif di Lembaga Riset Kehutanan Internasional (CIFOR), Daniel Murdiyarso, memastikan dampak penanggulan akan sangat besar dari sisi komposisi jenis dan keberadaan mangrove secara umum.

”Jangankan tanggul raksasa, pematang tambak udang atau ikan yang tidak memperhatikan hidrologi dan keutuhan substrat (lumpur) sudah cukup untuk mematikan mangrove dalam skala besar,” ungkap Daniel.

Oleh karena itu, tutur Daniel, banyak proyek restorasi dan upacara penanaman mangrove sering gagal. Itu karena tidak memperhatikan dua hal tersebut (hidrologi dan lumpur).

Keunikan ekosistem mangrove ditandai keberadaan air payau berkadar garam tertentu dan proses pasang-surut yang diadaptasi formasi mangrove. Penanggulan memisahkan ekosistem mangrove dari laut. ”Ekosistem mangrove mungkin berubah, bahkan punah,” katanya. Ia tidak pernah mendengar presentasi tanggul laut raksasa secara formal ataupun nonformal.

(ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com