Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Ego Fraksi Demokrat-PAN, Alat Kelengkapan di DPRD DKI Belum Terbentuk

Kompas.com - 27/10/2014, 18:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga kini, pembahasan mengenai alat kelengkapan di DPRD DKI berupa pembagian kursi untuk pimpinan komisi belum tuntas. Pasalnya, masing-masing fraksi besar memiliki penafsiran sendiri tentang jatah kursi pimpinan fraksi yang seharusnya mereka terima.

"Perdebatannya, semua punya hitungan. Mereka masih berpikir 'saya dapat berapa'. Terus, kalau pimpinannya berpikir seperti itu, masyarakat dapat apa dong?" kata Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus di Gedung DPRD DKI, Senin (27/10/2014).

Bestari lalu menjelaskan. Fraksi Demokrat-PAN bersikeras meminta jatah dua kursi pimpinan komisi. Mereka merasa memiliki 12 kursi di DPRD DKI. Padahal, kata Bestari, seharusnya Fraksi Demokrat-PAN hanya mendapatkan satu kursi karena hal tersebut berdasarkan kursi fraksi yang asli, bukan fraksi gabungan.

Sebagai informasi, Fraksi Demokrat-PAN merupakan fraksi gabungan antara Fraksi Demokrat yang memiliki 10 kursi dan Fraksi PAN yang hanya memiliki dua kursi. Penggabungan dilakukan karena jumlah kursi Fraksi PAN tidak memungkinkan untuk menjadi fraksi yang berdiri sendiri.

"Demokrat meminta porsi lebih besar. Mereka minta dua kursi (pimpinan komisi). Sebetulnya, di pembukaan tatib, ada pasal yang membahas, pembagian pimpinan komisi bukan berdasarkan fraksi gabungan," papar Bestari.

Beberapa waktu lalu, Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi mengatakan bahwa pembagian pimpinan komisi di DPRD DKI akan dilakukan secara proporsional terbuka berdasarkan perolehan kursi. Prasetyo memaparkan, contoh dari cara penghitungan proporsional terbuka adalah kursi yang dimiliki parpol akan dibagi jumlah semua anggota yang ada di DPRD DKI periode ini, yakni 106 orang.

Hasil dari pembagian itu kemudian akan dikalikan 15, yang merupakan jumlah kursi pimpinan dari lima komisi yang ada di DPRD DKI. Setiap pimpinan komisi terdiri atas ketua, wakil ketua, dan sekretaris. 

"Jadi, PDI Perjuangan punya 28 kursi, dibagi 106, dikali jumlah kursi pimpinan komisi sebanyak 15 orang. Hasilnya sama dengan 3,9 dibulatkan menjadi empat posisi pimpinan di komisi nanti. Nah, selanjutnya dan seterusnya dari fraksi yang lain akan seperti itu," kata Prasetyo, Rabu (8/10/2014).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com