Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Pengguna Kereta Api soal Jonan Jadi Menhub

Kompas.com - 31/10/2014, 13:22 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo memilih Direktur KAI Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan RI dalam Kabinet Kerja untuk lima tahun ke depan.

Bagi pengguna Commuter Line, nama Jonan sudah tak asing lagi di telinga. Mereka menggunakan fasilitas Commuter Line yang dikelola oleh perusahaan pimpinan Jonan. Lalu bagaimana tanggapan mereka?

"Kurang setuju sih sebenarnya. Buat orang yang jarang naik kereta, mungkin bagus, tapi sebenarnya enggak banyak kemajuan," kata Putri (21), yang sehari-hari naik kereta Bogor-Jakarta Kota PP, saat ditemui Kompas.com di Stasiun Pondok Cina, Jumat (31/10/2014).

Putri tak menampik bahwa beberapa waktu terakhir ini fasilitas di stasiun diperbaiki sehingga menjadi lebih lengkap, seperti penambahan mesin ATM dan pembukaan gerai makanan cepat saji.

"Dia lebih memperhatikan fasilitas, tapi pelayanannya kurang," tutur perempuan yang tinggal di kawasan Kelapa Dua, Depok, tersebut.

Pelayanan yang dimaksud Putri adalah ketepatan jadwal keberangkatan kereta, terutama pada pagi hari. Putri mengaku permasalahan keterlambatan kereta tetap menjadi keluhan utamanya.

"Telat dikit aja penumpangnya langsung numpuk. Sekalinya kereta datang, langsung pengin masuk semua. Kita tidak bisa salahkan mereka yang maksa masuk kereta (penuh) juga karena kalau enggak gitu, mereka telat masuk kerja," kata dia.

Selain keterlambatan jadwal keberangkatan, hal klasik lain yang dikeluhkan penumpang kereta adalah pendingin udara yang sering mati.

"Kalau kereta jam kerja, sering kepanasan karena AC suka mati. Mungkin karena kondisi penuh juga ya," kata Eka, pengguna kereta lainnya.

Setiap hari, Eka berangkat dari rumahnya yang ada di Gang Kober, Beji, Depok, menuju kantornya di kawasan Sudirman menggunakan kereta. Setiap hari pula Eka dihadapkan pada peristiwa yang sama, yaitu penantian di sinyal masuk Stasiun Manggarai.

"Paling lama pernah sampai 20 menit, tapi memang antrean keretanya banyak kali ya. Itu force majeure yang di luar kemampuan," kata Eka.

Dengan segala rasa yang pernah ia kecap saat menggunakan jasa kereta setiap hari, Eka mengaku bahwa Jonan, orang nomor satu di dunia perkeretaapian, pantas memangku jabatan sebagai Menhub.

"Menurut saya, beliau sudah menunjukkan prestasinya selama ini. Kalaupun ada kekurangan, itu wajar," katanya.

Pendapat senada dilontarkan Guntur, mahasiswa yang selalu menggunakan kereta untuk alat transportasi.

"Enggak apa-apa deh. Ikhlasin aja. Dia udah lumayan karena udah ada pengalaman, kecuali pas dia dari bankir terus banting setir jadi ngurusin kereta," kata pemuda yang naik kereta untuk pergi pulang dari rumah ke kampusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com